Ilmuwan Yahudi Mulai Melirik Sadahurip?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Sabtu, 28 Januari 2012, 11:59 WIB
Ilmuwan Yahudi Mulai Melirik Sadahurip?
prof. shavel
rmol news logo Ahli metal purba dari Israel, Prof. Sariel Shalev, tampaknya juga tertarik pada hasil penelitian Tim Bencana Katastropik Purba yang menemukan indikasi bangunan buatan manusia di bawah Gunung Sadahurip di Garut, Jawa Barat. Bangunan atau benda buatan manusia inilah yang belakangan kerap disebut sebagai "piramida Garut" mengingat dari salah satu sisi gunung setinggi 1.463 meter di atas permukaan laut itu memang tampak seperti piramida yang ada di Giza, Mesir.

Asisten Staf Khusus Presiden bidang Bencana dan Bantuan Sosial (SKP BSB), Iwan Sumule, dalam artikel di Rakyat Merdeka Online kemarin (Jumat, 27/1) mengetengahkan kemungkinan bangunan yang tertimbun itu merupakan bangunan yang sangat "rahasia" di zamannya, karena berada di tempat yang tampaknya jauh dari pemukiman masyarakat. Penelitian lebih lanjut, menurut Iwan Sumule, diharapkan dapat mengungkap tingkat kerahasian dan teknologi benda tersebut.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, Prof. Sariel Shalev yang mengajar di University of Haifa dan juga bekerja untuk Weizmann Institute akan ikut dalam pertemuan para ahli Indonesia yang digelar di Bali bulan Februari mendatang. Ilmuwan Yahudi itu adalah salah seorang ahli metal purba yang memiliki ketertarikan pada penggunaan benda-benda logam dalam peradaban manusia di masa lalu. Salah satu studinya yang terkenal adalah mengenai logam yang digunakan dalam pembuatan pedang dan belati di akhir zaman perunggu di Kanaan atau kawasan di sekitar Palestina saat ini.

Salah satu penelitian yang dilakukan Prof. Shalev di tahun 2010 mencoba menemukan kaitan antara kisah-kisah dalam kitab Injil dengan teknologi metalurgi yang digunakan masyarakat Kanaan di masa lalu.

The 4th International Conferences on Indonesian Studies bertema "Unity, Diversity and Future" yang digelar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia akan membahas sejumlah hasil penelitian para ahli dunia mengenai Indonesia yang meliputi sejumlah bidang. Mulai dari perubahan sosial dan keberagaman, kearifan lokal dan globalisasi, agama dan masyarakat kontemporer, isu politik dan gender, arsitektur, ruang dan budaya, hingga pendidikan dan kuliner.

Prof. Stephen Oppenheimer dari Oxford University menjadi pembicara kunci dalam seminar. Prof. Oppenheimer sejak lama memiliki teori yang menarik tentang kawasan Nusantara yang kini bernama Indonesia. Dalam bukunya "Eden in the East" yang telah dialihbahasakan beberapa tahun lalu ia menyimpulkan bahwa induk dari semua peradaban yang ada di muka bumi berasal dari Nusantara. Teori ini kurang lebih senada dengan teori (alm.) Prof. Arysio Santos dari Brazil yang mengatakan bahwa Atlantis yang hilang berada di Nusantara.

Beberapa waktu lalu berkembang informasi yang menyebutkan bahwa SKP BSB Andi Arief yang menjadi salah satu pembicara dalam konferensi internasional akan mengadakan pembicaraan mengenai penemuan di Sadahurip dengan Prof. Oppenheimer di sela konferensi ini.

Apakah hal-hal ini yang mendorong Prof. Shavel dari Israel untuk melibatkan diri dalam pertemuan para ahli itu?

Wallahualam. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA