Hal itu diutarakan politisi senior Zaenal Maarif, yang setelah meninggalkan barisan SBY, menyeberang mendukung Ical.
"Ada lima kebaikan pada diri Aburizal Bakrie. Pertama, saya melihat bahwa dia sangat patuh pada ibunya," katanya kepada
Rakyat Merdeka Online, Sabtu (14/1).
Memang alasan pertama itu seolah terlalu personal, namun menurutnya sangat terkait dengan sifat kepemimpinan. Dia katakan, berkat dorongan ibunda Ical maka bos Grup Bakrie itu bersedia mengucurkan ganti rugi pada korban lumpur Lapindo Sidoarjo sebesar Rp 8 triliun.
"Mestinya bisa tidak memberi ganti rugi karena ditetapkan oleh presiden itu adalah bagian bencana gempa bumi Jogja. Tapi atas perintah ibunya, Beliau keluarkan uang Rp 8 triliun untuk ganti rugi para korban dampak Lapindo," ungkapnya.
Alasan kedua, keberanian Ical memerintahkan anak buahnya di DPR untuk menggelindingkan pembentukan Pansus Mafia Pajak. Padahal nama Ical selalu digandengakan dengan persoalan pajak oleh lawan-lawan politiknya. Kemudian, di mata Zaenal, Ical adalah satu-satunya ketua umum partai yang sejak masuk partai politik tidak pernah mempraktikkan nepotisme dalam bidang politik.
"Sejak masuk Golkar dia belum pernah taruh keponakan atau adiknya atau keluarganya di eksekutif maupun di legislatif. Dia satu-satunya politisi yang bisa begitu," jelasnya.
Selanjutnya dia melihat Ical sebagai salah satu politisi yang sukses secara bisnis, dan bangsa Indonesia di masa depan membutuhkan seorang entrepreneur untuk memimpinnya.
"Kita tak perlu berpikir asal suku dan latar belakang lain, tapi melihat orangnya. Kalau bangsa ini bisa menerobos batas-batas itu, pasti semakin kokoh," tegasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: