Sembari menyelesaikan disertasi hukumnya di Universitas Muhammadiyah di Surakarta, Jawa Tengah, bekas pendiri Partai Bintang Reformasi (PBR) itu mengaku tengah membantu Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical).
"Saya tetap dalam penyelesaian disertasi di Solo. Sambil melihat situasi sekarang, saya putuskan untuk membantu Aburizal Bakrie sebagai calon presiden," ungkapnya kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Sabtu, 14/1).
Maarif mengaku telah menyatakan niatnya itu langsung ke pengurus DPP Partai Golkar dan Aburizal Bakrie sendiri. Namun dia tegaskan bahwa dirinya hingga kini belum masuk resmi ke dalam tubuh pengurus partai.
"Kalau berempati itu kan tak harus duduk di struktur. Saya belum meminta untuk jadi anggota partai," tegasnya.
Dia tidak pusingkan penilaian politisi lain ataupun publik yang mencapnya sebagai politisi "kutu loncat".
Zaenal Maarif adalah alumni Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia yang pernah berpindah-pindah partai politik. Karir pertamanya sebagai Ketua Biro Hukum DPC PPP Solo kemudian merangkak menjadi Wakil Ketua DPW PPP Jawa Tengah. Pada 2003 dia tidak sepakat dengan Ketum PPP Hamzah Haz, lalu mendirikan Partai Bintang Reformasi bersama kyai kondang almarhum Zainuddin MZ. Pada 2004, dia lolos masuk Senayan dan melejit terpilih menjadi Wakil Ketua DPR dari partai kecil. Pada 2007, dia ditarik dari DPR oleh DPP PBR.
Recall terhadap Zaenal diusulkan DPP PBR pimpinan Bursah Zarnubi menyusul konflik internal di partai yang berawal dari Muktamar PBR di Bali pertengahan tahun 2006.
Jelang Pemilu 2009, pria kelahiran Solo 1955 itu meloncat ke Partai Demokrat hingga akhirnya menyatakan mundur pada Juli tahun lalu dengan alasan gaya kepemimpinan Anas Urbaningrum yang mengecewakan.
"Apa yang saya lakukan bagus untuk pendidikan politik buat rakyat. Agar ke depan masyarakat kita tidak pernah fanatik pada individu dan partai. Didiklah rakyat untuk mempunyai pilihan berbeda," ungkapnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: