"Kabinet SBY bersifat ingin selamatkan diri masing-masing. Apakah Hatta Rajasa yang mau jadi presiden, atau Menteri Keuangan Agus Marto yang ingin tetap profesional," kata Gurubesar Ilmu Politik Universitas Indonesia, Iberamsjah, kepada
Rakyat Merdeka Online, Jumat (6/1).
Menurutnya, kasus-kasus besar yang menyudutkan Presiden SBY, misalnya
bailout Rp 6,7 triliun ke Bank Century, memang tak ada kaitan langsung kepada para menteri, melainkan bermuara pada Partai Demokrat.
"Para menteri melihat tidak ada urusan kenegaraan, tapi yang ada hanya bermuara ke Partai Demokrat. Kasus-kasus ini dianggap kasus presiden sendiri bukan kasus kenegaraan. Untuk apa mereka urusi urusan Cikeas?" katanya.
Dipo Alam dan Andi Arief yang lebih aktif atau terkesan cari muka pada SBY, menurutnya, sudah melebihi tugas pokok dan fungsi. Bukan urusan Staf Khusus Bidang Bencana Alam dan Sekretaris Kabinet untuk membicarakan kasus Bank Century ataupun mengusulkan perombakan kabinet.
"Tapi, mereka tak tahan melihat semua menterinya SBY pasif. Menteri SBY takut rusak kredibilitasnya membela SBY," ujarnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: