Audit forensik Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Bank Century dianggap sudah final. BPK sudah mengaudit kepatuhan terhadap prosedur atau audit kualitatif, maupun audit keuangan yang bersifat kuantitatif. Karena itu, manuver Tim Pengawas Kasus Century di DPR yang masih mempersoalkan audit forensik BPK itu ditanggapi kalangan Istana dengan dingin.
“Kedua audit sudah dilakukan dan final. Audit forensik BPK untuk menemukan fraud atau kecurangan. Audit dilakukan untuk menelusuri kembali jejak masa lalu, apakah transaksi yang dicatat dalam laporan keuangan Bank Century benar menurut standar akuntasi yang berlaku,†ujar Staf Khusus Presiden, Andi Arief, di Jakarta, Kamis siang (29/12).
Dari hasil audit forensik itu, sebelum bailout ada kecurangan yang mengarah pada tindak pidana, misalnya LC bodong, permainan valuta asing dan pencucian uang. Sedangkan pasca bailout terbukti dana yang ada diterima oleh yang berhak menerima.
Dia juga mengatakan, dirinya pesimistis dengan kapasitas kelembagaan Tim Pengawas Century. Bukankah, fungsi DPR sebenarnya jauh lebih kuat dibanding fungsi yang melekat di tubuh Tim Pengawas. Dia juga menilai, berbagai pernyataan yang disampaikan anggota Komisi III Bambang Soesatyo dkk tidak istimewa.
“Dan membuat keonaran," seloroh Andi.
Andi Arief juga mempertanyakan mengapa Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie terlihat membiarkan Bambang Soesatyo yang kerap menyebarkan berita bohong. Misalnya, soal kemenangan Hesham Al Waraq dan Rafat Ali Rizvi dalam persidangan di pengadilan arbitrase internasional. Padahal, sidangnya saja belum diselenggarakan.
“Harusnya Pak Ical peringatkan Bambang Soesatyo yang berhubungan intensif dengan buronan kasus Century. Selama Golkar berdiri, baru ini rasanya kader pembohong tidak diberi sanksi,†demikian Andi Arief. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: