"Tahun depan saya yakin pertumbuhan ekonomi akan tetap positif. Pertumbuhan 6,3 persen, rupiah menguat, investasi di atas 17 persen dan ekspor menanjak di atas 25 persen. Jadi apa yang salah dengan ekonomi kita?" kata ekonom senior Hendri Saparini dalam diskusi
Evaluasi Politik, Ekonomi dan Hukum: Indonesia Negara Gagal di Rumah Perubahan Komplek Duta Merlin, Jakarta Pusat, Selasa (20/12).
Tapi, tegas Hendri, itulah cara pandang pemerintah yang menggunakan kacamata kuda dalam membangun ekonomi nasional. Karena di sisi lain, indeks pembangunan manusia Indonesia berada di ranking 124 dunia. Sementara negara-negara lain di kawasan Asia terus meningkatkan kualitas manusia-manusianya.
"Makro ekonomi finansial akan tumbuh positif untuk tetap melayani investasi langsung atau investasi portfolio. Indonesia akan menjadi surga dengan pertumbuhan di atas 6 persennya," katanya.
Dilanjutkan Hendri, saat ini semua sektor sudah terbuka bagi investor. Jadi, pertumbuhan ekonomi itu hanyalah membesarkan kue ekonomi.
"Kebijakan ekonomi nasional kita hanya untuk layani orang lain. Pemerintah kita menikmati mimpi orang lain tentang Indonesia dan tidak pernah menikmati mimpi untuk dirinya sendiri," lanjutnya.
Padahal, imbuhnya, dunia tidak berbicara lagi soal globalisasi yang dianggap gagal. Dan saat ini tren negara-negara maju sedang mengarah pada regionalisasi. Pada pertemuan ASEAN di Bali beberapa waktu, tampak telanjang atensi besar negara-negara maju untuk menghadiri.
"Bukan karena mereka hormati Indonesia sebagai tuan rumah tapi untuk memastikan kepentingan ASEAN tidak melenceng dari kepentingan mereka. Mereka ingin pastikan kepemimpinan yang baru (Myanmar) pada 2012 untuk sejalan dengan mereka," tandasnya.
[ysa]