"Kami menyayangkan kejadian yang sudah lama sekali (terjadi) tapi baru terkuak ke permukaan sekarang. Artinya ada aktor intelektual yang memainkan peran penting dalam kasus ini," ungkap tokoh pemuda asal Sumsel, Husin Abdullah kepada
Rakyat Merdeka Online (Minggu, 18/12).
Meski terlambat baru terungkap, tegas pengurus DPP BM PAN ini, hukum harus ditegakkan. Siapapun yang bersalah dan terbukti melakukan tindakan yang melanggar hukum harus dijerat dengan hukum yang berlaku. Karena kalau dibiarkan, dikhawatirkan pembantaian serupa akan terjadi lagi di tempat lain.
"Aparatpun jika terbukti terlibat harus dihukum. Dan yang tidak kalah penting lagi aktor intelektual yang ada dibelakangnya harus diusut," tukas Husin, kader Pemuda Muhammadiyah ini.
Menurut Husin, komisi independen, seperti Komnas HAM, harus segera menurunkan tim investigasi sampai tuntas dan mengumumkan hasil investigasinya dengan segera. Apalagi, saat ini berkembang informasi bahwa salah satu cuplikan dalam video itu diambil dari kejadian di Fattani, Thailand. Masyarakat, tegas Husin, jangan dibuat bingung.
"Kapolda Sumsel harus tegas menyelesaikan kasus Mesuji itu. Karena di Sumsel masih ada 9 kabupaten/kota lagi yang punya potensi konflik yang sama antara perusahaan dengan warga," jelas Husin.
Potensi konflik terbuka karena saat ini masih ada ganti rugi lahan warga yang tidak tuntas, sampai mediasi dengan pemerintah daerah yang sering menemui jalan buntu. Pada saat yang sama, terkadang pihak perusahaan terlalu banyak janji tapi kerap diingkari.
"Sampai juga ke persoalan tenaga kerja, warga lokal kurang dilibatkan, sementara orang dari luar daerah yang direkrut. Kasus Mesuji ini menjadi tolok ukur Polri untuk menghadapi potensi konflik pada kasus di daerah lain terutama di Sumsel," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: