"Ini yayasan keilmuan. Konsen kita mengembangkan ilmu psikologi," jelas Mubarok yang merupakan guru besar psikologi Islam dari UIN Jakarta itu, kepada
Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 14/12).
Bagi Mubarok tuduhan yang disampaikan Nazaruddin tak bisa diterima akal sehat. Sebab selama ini dirinya tak pernah mengurusi hal-hal yang berbau anggaran. "Saya tidak tahu urusannya apa," kata Mubarok.
Mubarok mengenal Yosef Tahir Maaruf, Ketua Divisi Anggota Partai Demokrat yang disebut Nazaruddin penyetor uang ke yayasan Mubarok. Tapi, tak tahu menahu dengan apa yang dikerjakan Yosef. Nazaruddin sendiri menyebut Yosef menjual belikan anggaran untuk daerah. Dia membeli tiga persen ke DPR lalu menjualnya kepada kepala Daerah sebesar tuhuh persen. Keuntungannya dialirkan ke yayasan milik Mubarok tersebut.
"Saya tidak tahu urusan Yosef," tegas Mubarok.
Mubarok Institute, kata Mubarok, murni sebagai lembaga keilmuan untuk pengembangan psikologi. Misalnya, penulisan buku atau melakukan penelitian. Yayasan ini didirikan pada tahun 2006 lalu. Berkali-kali Mubarok Institute ngantor gratis di beberapa tempat.
"Kita tidak pernah butuh anggaran. Anggaran untuk apa?," tanya balik Mubarok
"Kantornya saja numpang gratis. Dulu ngantor di Balai Pustaka, terus pernah di daerah Kebayoran, itu gratis juga," kilah Mubarok.
[dem]
BERITA TERKAIT: