Pihak rumah sakit (RSCM) yang merawat pria misterius tersebut pun mengaku hanya bisa memprediksi umur korban sekitar 40-an tahun. Sejauh ini tim dokter belum memiliki data pelaku. Sedangkan pelaku sampai saat ini belum bisa bicara karena memakai alat bantu nafas dan dalam keadaan tidak sadar.
Kepala bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Baharuddin Jafar mengatakan, kelambanan identifikasi itu salah satunya dikarenakan luka bakar yang sedemikian parah, hingga 94 persen, dari tubuh korban.
Selain itu belum ada pihak yang mengaku sebagai anggota keluarga, kerabat atau sahabat, atau pihak-pihak lain yang mungkin mengenalnya dan datang menjenguk ke RS.
Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B. Nahrawardaya, menduga ada kelambanan yang disengaja kepolisian. Dia yakin, pihak intelijen kepolisian sudah mengetahui identitas dan motif pelaku bakar diri. Bahkan, dia yakin polisi sudah mengetahui bahwa aksi tersebut terencana dengan baik.
"Tapi karena nuansanya politis, ada upaya pelambatan. Mereka pertimbangkan dulu kapan akan diumumkan ke publik, dipertimbangkan untuk jujur atau tidak, efek samping dari info itu dan implikasinya," ujar dia saat dihubungi sesaat lalu (Kamis petang, 8/12).
Yang Mustofa lebih khawatirkan adalah penyesatan motif pelaku bakar diri karena akan menciptakan instabilitas jika ternyata motifnya adalah kekecewaan pada pemerintahan SBY.
"Saya khawatir disesatkan informasinya. Kalau tidak, berarti polisi kena penyakit lola (
loading lambat)," sebutnya.
[ald]