"Ironis, pernikahan mewah dua anak pejabat yang hidupnya dibiayai dari pajak rakyat, sementara sebagian besar rakyat hidup dalam kemiskinan, jutaan anak kurang gizi, jutaan anak putus sekolah, belasan ribu perempuan menjual harga dirinya karena kemiskinan," kata aktivis Bendera, Mustar Bona Ventura, dalam pesan elektroniknya yang diterima redaksi (Minggu, 20/11).
Dalam catatan Bona, dengan jumlah uang yang sama maka bisa dibangun 120 Sekolah Dasar (SD), dan 6 ribu anak bisa menikmati sekolah setiap tahunnya.
"Atau bila digunakan sebagai modal usaha maka setidaknya mampu memodali lebih dari 2 ribu usaha kecil yang mampu menyerap hingga 6 ribu tenaga kerja dan menghidupi 18 ribu jiwa," sambung Bona.
Diingatkan Bona, SBY dan Hatta Rajasa bukanlah raja, Ibas dan Aliya bukan pangeran dan putri raja. Mereka adalah pejabat dan anak pejabat yang hidup dari pajak.
"Untuk itu kami meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut asal usul biaya pernikahan itu, siapa saja penyumbangnya dan keterkaitan sumbangan-sumbangan tersebut dengan jabatan SBY, Ibas dan Hatta Rajasa. Kami juga berharap agar semua pihak mengingatkan pada SBY dan Hatta Rajasa bahwa pesta pora di tengah derita rakyat bukanlah cerminan prilaku pejabat di negara Pancasila, bukan cerminan prilaku pejabat yang memahami penderitaan rakyatnya," tandasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: