Demikian disampaikan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri usai penyerahan bantuan secara simbolis kepada masyarakat di rumah dinas Bupati Buleleng, Putu Bagiada, di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, kemarin.
"Tanpa kerjasama dari masyarakat tidak mungkin pemerintah pusat dan daerah membangun kesejahteraan sosial. Yang kita inginkan pemerintah pusat, daerah, LSM dan dunia usaha bersama membangun kesejahteraan sosial," tegas Salim.
Dia menyebutkan persoalan terkait masyarakat penyandang masalah sosial sangatlah besar dan cenderung tidak tertangani dengan baik karena jumlahnya yang besar. Misalnya anak terlantar dan Lansia terlantar yang jumlahnya mendekati 2 juta atau masyarakat penghuni rumah tak layak huni yang angkanya di atas 2 juta.
Salim menjamin, bantuan langsung pemerintah selama ini berjalan tepat sasaran. Bantuan itu didahului rekomendasi dinas sosial provinsi dan kabupaten, dan pemerintah pusat memantau sendiri di lapangan. Yang dia ingatkan bahwa Kementerian Sosial tidak bergerak di
charity saja, tapi juga memberdayakan masyarakat miskin bangkit bekerja, terutama bagi mereka yang berusia sekitar 15-55 tahun.
"Kemensos tidak hanya bergerak di
charity. Seperti bantuan Kube itu, agar interaksi sosial semakin bagus, kesetiakawanan sosial semakin bagus. Bukan saja uang bertambah tapi semangat kebersamaannya tidak ada, itu tidak kita inginkan," terangnya.
Di kesempatan itu, politisi senior Partai Keadilan Sejahtera itu menyerukan kepada dunia usaha agar memperkuat kewajiban Corporate Social Responsibility yaitu membantu pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial.
"Dalam kegiatan kita, dunia usaha juga ikut, kita berikan
database. Jadi bantuan tidak lagi melalui Kemensos tapi langsung ke sasarannya.
Mensos juga sempat ditanyai wartawan soal keberlanjutan program Rumah Kasih Sayang yang sudah dibangun pertama kali di Dukuh Pakis, Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo. Menurutnya, Rumah Kasih Sayang diperuntukkan pada kelompok masyarakat yang tidak bisa lagi diberdayakan.
"Itu sudah berjalan dan sudah berhasil, agar jadi
pilot project," klaimnya.
Kementerian Sosial diklaimnya tengah memetakan daerah-daerah yang rawan penyakit cacat mental melalui riset terpusat di Yogyakarta.
"Kita punya balai besar untuk penelitian dan pelayaanan pengembangan kesejahteraan sosial di Jogja. Itu sudah berjalan, cuma yang kita arahkan adalah riset yang aplikatif," demikian Salim.
[ald]
BERITA TERKAIT: