Tidak cuma kumpul-kumpul silaturahmi, namun para aktivis juga berdiskusi dengan tema "Di Mana Indonesia Sekarang?". Bursah mengatakan, Indonesia belakangan ini berjalan seolah tanpa arah. Berbagai masalah yang muncul menambah kompleksitas masalah yang semakin rumit. Ibarat pepatah, Indonesia berjalan di terowongan yang tak pernah menemui titik terang dari ujung terowongan itu sendiri.
"Masalah nyata ada di hadapan kita, bahkan menghantui masyarakat. Suatu kenyataan bahwa globalisasi telah mengancam kehidupan kita sebagai suatu bangsa," kata Bursah yang juga Ketua Umum Partai Bintang Reformasi.
Menurutnya, pertanyaan besar saat ini adalah apakah bangsa Indonesia masih ada. "Jika masih ada mengapa nilai-nilai dasar yang diwarisakan oleh pendiri bangsa kita, semua itu tidak tampak dalam kehidupan kita? Dimana posisi bangsa kita saat ini?" keluhnya.
Sebagai bangsa yang besar, lanjut dia, sudah seharusnya Indonesia berjalan mengikuti peta pemikiran bagaimana seharusnya bertindak dan merumuskan Indonesia yang ada.
"Ditegaskan oleh Soekarno bahwa kemerdekaan Indonesia adalah jembatan emas. Para pendiri bangsa telah mewarisi jembatan emas itu, sudah sepantasnya kita jaga dan bangun bersama," pungkasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: