"Saya setuju menteri bidang perekonomian dirombak. Tapi menteri yang mana? Saya pikir, Menko itu yang tidak jalan selama ini," kata petinggi Majelis Pertimbangan Partai Serikat Rakyat Independen (SRI), Arbi Sanit, kepada
Rakyat Merdeka Online, Rabu (28/9).
Arbi melihat persoalan kepemimpinan calon besan Presiden SBY itu di kabinet. Selama dua tahun menjabat Menko Perekonomian, Hatta Rajasa tidak menunjukkan kinerja lebih baik daripada sebelum dia menjadi Menko. Seringkali menteri-menteri di bawahnya terlibat konflik.
Pakar politik dari Universitas Indonesia ini menyorot juga Menteri Perdagangan Mari Pangestu yang kebijakannya lebih cenderung menguntungkan negeri Tiongkok.
"Dia kayaknya bukan menteri perdagangan RI tapi Menteri Perdagangan China karena pasar kita dikuasai China dia nonton saja. Ekspor rotan itu juga dia ribut dengan menteri industri dan itu menandakan tidak ada koordinasi di bawah Menko," katanya.
Kemudian, Menteri Pertanian harus dicopot melihat krisis pangan yang dihadapi Indonesia akibat kebijakan yang salah. Arbi sangat berharap para cendekiawan total berkiprah dalam pemerintahan SBY-Boediono.
"Saya kira mereka semua mesti diganti dengan yang profesional, teknokrat. Saya sama sekali tidak bicara kekuatan politik, tapi profesionalitas. Di Indonesia banyak orang profesional di kalangan kampus intelelektual," terangnya.
"Kekuatan politik harus dipinggirkan di sisa tiga tahun. Harus serba cepat, tepat dan akurat. Orang politik tidak bisa seperti itu," tandasnya.
Sebelumnya, Partai Demokrat mulai angkat bicara soal siapa saja yang layak diganti dari Kabinet Indonesia Bersatu II.
"Bidang Perekonomian ada di-
reshuffle. Kita butuh ekonomi yang baik," ujar Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana di gedung DPR, Senayan, Jakarta, beberapa saat lalu.
[ald]
BERITA TERKAIT: