Nazaruddin dan 16 Tokoh akan Dihadiahi Pedang Keadilan Award

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Senin, 15 Agustus 2011, 11:13 WIB
Nazaruddin dan 16 Tokoh akan Dihadiahi Pedang Keadilan Award
ilustrasi
RMOL. Tekad Lumbung Swadaya Masyarakat Lumbung Informasi Rakyat dan Federasi NGO Indonesia untuk terus mendorong pemberantasan korupsi di Indonesia di negeri ini seperti tak pernah luntur. Setelah mengadakan sayembara Infokan dan Tangkap Nazaruddin, kini LIRA dan Federasi NGO akan memberikan penghargaan Pedang Keadilan Award kepada kepada 17 orang termasuk M. Nazaruddin, Susno Duadji, Gayus Tambunan dan Agus Tjondro.

Karena mereka dinilai telah mendorong penegak hukum untuk membongkar berbagai kasus korupsi, berdasarkan nyanyian mereka, meski memang diduga mereka juga terlibat dalam kasus-kasus tersebut. Pemberian penghargaan moral berupa Peka Award ini yang bertepatan dengan peringatan HUT Republik Indonesia ke-66 tahun, juga akan diberikan kepada tokoh-tokoh penggiat keadilan yang kritis dalam menegakkan kebenaran sekalipun belum tentu diterima secara umum di masyarakat.

Presiden LIRA HM Jusuf Rizal menjelaskan, Peka Award ini merupakan penghargaan ‘moral’ yang diberikan oleh civil society organization yang bergerak secara independen dan tergabung dalam Federasi NGO Indonesia kepada sejumlah masyarakat yang kritis dan berani menegakkan kebenaran. "Kemudian diharapkan akan dapat memberikan inspirasi dan contoh bagi masyarakat lain dalam memperjuangkan keadilan dan hak asasi manusia bagi kepentingan masyarakat yang lebih luas," tegas Jusuf Rizal dalam keterangan yang diterima tadi malam.

Selain M. Nazaruddin, Susno Duadji, Gayus Tambunan dan Agus Tjondro Peka Award ini akan diberikan kepada Rike Dyah Pitaloka (politikus), Djanedjri M Gaffar (Sekjen Mahkamah Konstitusi), Haris Rusly Moti (Aktivis Petisi 28), Ibu Siami (Pelapor Pencontekan Massal Surabaya), Amerson Juntho (ICW), Efendy Ghazali (Pakar Komunikasi), Eurico Guteres (Pejuang Pro Merah Putih), Karni Ilyas (Wartawan), Goerge Toisuta dan Arifin Panigoro (Olahraga), Aris Merdeka Sirait (Pembela Hak Anak-Anak), Anis Hidayah (Micran Care Pembela TKI) dan Bambang Soesatyo.

Mereka adalah orang yang berjuang mendorong adanya perubahan dan keadilan, di bidang masing-masing, baik karena terdesak oleh keadaan maupun karena munculnya kesadaran untuk memperjuangkan kebenaran serta memperoleh keadilan yang kemudian dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat lainnya.

Khusus untuk M. Nazaruddin, Susno Duadji, Gayus Tambunan dan Agus Tjondro, apakah mereka dinilai “whistle blower” atau “justice collaborator” masyarakat yang akan menilai. Mereka yang akan diberikan Peka Award bisa saja "menolak" secara pribadi karena alasan pribadi, namun Lira Institute selaku penilai nantinya akan tetap membukukannya, karena ini adalah penghargaan moral dari civil society organization.

Melalui pemberian Peka Award ini diharapkan akan muncul figur-figur individu yang berani berbicara, memperjuangkan hak-hak pribadinya, memperjuangkan hak-hak orang lain, serta dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lain guna memperoleh keadilan yang sama bagi setiap masyarakat. Nazaruddin, Gayus, Susno dan Agus Tjondro pada akhirnya secara sadar kemudian melakukan langkah membuka kebobrokan yang bermanfaat bagi perubahan, papar Jusuf Rizal yang juga Ketua Umum Federasi NGO Indonesia.

Penilaian terhadap mereka-mereka yang dinilai layak mendapatkan Peka Award ini dilakukan oleh Lira Institute, lembaga kajian dan survei independen yang dipimpin Imam Bogie Yudha Swara.

Lira sebelumnya pernah bekerjasama dengan FISIP UI melakukan survei kinerja pemerintahan SBY-JK. Peka Award pernah diberikan kepada sejumlah nama, antara lain Manohara Edelia Pinot (Artis) yang memperjuangkan kebebasannya dari ketidakadilan suami, Seto Mulyadi (Tokoh Pemerhati Anak), Prita Muliasari (Ibu rumah tangga yang terus berjuang menegakkan keadilan), Aguswandi Tanjung (Masyarakat) dan Sri Gayatri perempuan pembela haknya dalam kasus Bank Century yang hingga kini belum dituntaskan oleh pemerintah.

Penyerahan Peka Award ini akan dilaksanakan sekaligus memperingati HUT RI ke-66 untuk memberikan semangat perjuangan bagi kita semua. Penyerahan penghargaan akan dilakukan oleh Para Penasehat dan Pembina Lira, seperti Prof. Dr.  Subur Budi Santoso, Prof. Dr. Achmad Mubarok, Prof. Dr. Jafar Hapsah, Prof. Marsudi Kisworo, M..Sc, Suripto, Mayjen TNI (Purn) Arief Siregar, SH, MH, M.Sc, Mayjen TNI (Purn) Zulfahmi Rizal, M.Sc, Mayjen (Purn) Pol Drs. Nurfaizi, Drs. Albert Yaputra, Indra J. Pilliang, KH. Abdurachman Al-Habsy serta beberapa tokoh lainnya.

Penganugerahan Peka Award ini akan dilaksanakan dengan cara yang berbeda. Para tokoh akan mengunjungi mereka-mereka yang dianggap layak memperoleh penghargaan serta bersedia menerima penghargaan “moral” tersebut. Penghargaan tersebut bukan dinilai dari nilai uang, tetapi lebih dari komitmen LIRA dan Federasi NGO Indonesia sebagai Civil Society Organization (CSO) untuk mendorong semangat bagi siapapun untuk memperjuangkan kebenaran ditanah air Indonesia. Mereka adalah Barisan Bela Negara (BBN). [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA