Pertemuan berlangsung dalam suasana yang sangat akrab antara dua generasi yang berbeda usia. Namun pertemuan diliputi rasa prihatin mendalam atas situasi bangsa kekinian. Mereka juga sepakat perlu adanya perubahan segera untuk menuju Indonesia yang lebih baik.
Bagi keduanya, pemerintah saat ini sudah semakin jauh dari cita-cita para pendiri bangsa, yaitu tidak berupaya memberikan sebesar-besarnya kesejahteraan bagi rakyat. Mereka lebih disibukkan dengan berbagai urusan dan masalah seputar kepentingan pribadi atau partainya sendiri.
"Amandemen konstitusi yang berkali-kali kian menjauhkan Indonesia ini dari cita-cita para pendiri bangsa. Banyak pasal dalam UUD yang merupakan titipan kepentingan asing. Sumber daya alam (SDA) Indonesia diangkut pemodal asing, sementara nilai tambah bagi rakyat dan bangsa Indonesia sangat sedikit,†kata Hartas yang juga mantan Kepala Sosial Politik (Kasospol) ABRI.
Tentang kunjungannya kepada Hartas, Rizal mengatakan hal itu merupakan silaturahim biasa. Sudah selayaknya yang muda berkunjung kepada yang lebih senior.
"Pak Hartas adalah salah satu purnawirawan jenderal yang sangat dihormati. Begitu juga dengan DHN Angkatan 45, merupakan kumpulan tokoh militer dan sipil senior yang bisa kita dengar nasehatnya. Saya sangat bersyukur, beliau bersedia memberikan dukungan bagi gerakan perubahan yang kami usung. Mudah-mudahan, dengan izin Allah, perubahan yang kita gulirkan untuk Indonesia yang lebih baik bisa segera diwujudkan," ungkap Rizal.
[ald]
BERITA TERKAIT: