Sehingga persoalan kemacetan, khususnya di wilayah Jabodetabek, bisa diurai. Hal itu juga harus ditopang dengan pembangunan insfratuktur yang memadai dan terintegrasi, salah satunya terminal yang layak dan strategis.
Namun ironisnya, di beberapa kota kecil di Tangerang Selatan, yang merupakan kota satelit penopang Jakarta, seperti Ciputat, Pamulang dan Pondok Aren dan Ciledug di Kota Tangerang, belum memiliki terminal yang memadai. Sehingga di daerah tersebut seperti Ciputat dan Ciledug sering mengalami kemacetan parah, akibat kesemrawutan kendaraan umum.
Sarjo (40 tahun), salah satu sopir angkutan umum ketika ditemui
Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Rabu, 10/8), mengeluhkan ketidaktersediaannya terminal. Ia mengatakan kesemrawutan transportasi umum dan adanya kemacetan karena ketidakpedulian pemerintah untuk menyediakan prasarana transportasi, dalam hal ini terminal.
"Kalau ada kemacetan dan kesemrawutan jangan salah kan kami dong. Wajar saja jika ada sopir yang parkir atau putar arah sembarangan, lah nyatanya pemerintah tidak menyediakan terminal," ungkap sopir angkot rute Ciputat-Kebayoran Lama ini.
Sulaeman (38 tahun), sopir bus pun mengatakan hal serupa, ketidaktersedianya terminal menjadikan para awak kendaraan umum menjadi enggan menaati peraturan jalan. Hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah untuk menanggulanginya. "Wajar kami mangkal sembarangan, nyatanya memang di sini tidak ada terminal kan?" cetusnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: