Hal itu diutarakan Presiden saat menerima Sabar dan Tim Ekspedisi Merdeka di Istana Negara, Jakarta, petang ini (Rabu, 27/7). Dalam pertemuan itu Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Pendidikan M. Nuh, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng, dan Jurubicara Presiden, Julian Aldrin Pasha.
Adapun Sabar datang bersama promotor Tim Ekspedisi Merdeka yang juga Pemimpin Redaksi
Rakyat Merdeka Online Teguh Santosa, Ketua Panitia Dar Edy Yoga, Ketua Pendakian Budi Cahyono, jurnalis Hendry Ginting dan Zulhidayat Siregar, serta dokumenter Dandhy Dwi Laksono.
Tim Ekpedisi Merdeka akan berangkat dari Jakarta menuju Rusia pada 7 Agustus mendatang. Diagendakan, tepat pada 17 Agustus, Sabar dan Budi tiba di puncak Elbrus dan mengibarkan bendera merah putih. Selain mengibarkan bendera, Sabar juga akan membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonsia.
Mendengar rencana kegiatan ini, Presiden SBY merasa terharu. Ia berkali-kali menyampaikan pujian atas keberanian dan keteguhan ayah dari Nova Lia Eka Sadriani itu.
Menurut SBY, untuk bisa mencapai puncak gunung dibutuhkan kekuatan fisik yang amat prima. Namun di samping itu, pun dibutuhkan kesabaran dan semangat yang kuat.
Dalam pertemuan SBY sempat bercerita tentang salah satu pendakian gunung terakhir yang dilakukannya. Tahun 1999, ketika ia masih berpangkat Letnan Jenderal, SBY mendaki Gunung Lawu di Jawa Timur melewati jalur Cemoro Sewu.
Dalam pertemuan itu pun terlihat SBY telah mempelajari jejak rekam dan prestasi Sabar yang lahir dan besar di Solo itu.
"(Saya dengar) di kejuaran (panjat dinding) internasional di Korea, Sabar menang dengan waktu (panjat) 54 detik. Lawannya 1 menit 28 detik, ya," kata SBY dengan sinar mata kagum.
Sabar lantas mengeluarkan kotak biru tempat medali emas yang diraihnya dalam Sport Climbing Asian Championship di Chun Cheon, Korea Selatan, tahun 2009. Ia memperlihatkan medali itu pada SBY. Adapun SBY langsung mengambil kacamata di meja kecil di sampingnya dan dengan seksama memperhatikan medali emas yang diraih Sabar itu.
"Luar biasa," ujarnya sambil menyerahkan kembali medali kepada Sabar.
[dry]
BERITA TERKAIT: