Setelah Jawa Barat, sebanyak enam kasus terjadi di Jawa Timur. Lalu masing-masing empat kasus terjadi di DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan.
Demikian disampaikan intelektual NU dan Ketua Moderate Muslim Society (MMS), Zuhairi Misrawi, ketika berbicara dalam seminar bertema "Penghayatan Panggilan Imamat dengan Semangat Pluralisme" di Seminari Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (23/7).
Dalam temuan MMS, sambung Zuhairi, juga disebutkan bahwa Front Pembela Islam (FPI) menjadi aktor yang paling kerap melakukan kekerasan berlatar belakang agama dan keyakinan dengan 10 kasus sepanjang 2010, diikuti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan lima kasus dan kelompok Gabungan Reformasi Islam (Garis).
"Adapun yang paling banyak menjadi korban adalah umat Kristen sebesar 34 persen. Lalu pengikut Ahmadiyah sebesar 26 persen, juga kelompok yang dianggap sesat sebesar 11 persen," ujar Zuhairi.
Di atas itu semua, Zuhairi mengatakan bahwa kemajemukan bukan sesuatu yang aneh di Indonesia. Sebaliknya, keberagaman adalah realita Indonesia. Dia juga menyayangkan ancaman radikalisme dan intoleransi justru semakin besar dan eskalatif di era reformasi.
[ald]
BERITA TERKAIT: