SBY Ditinggalkan Sebelum Pidato, Tidak Tunjukkan Kebiasaan NU

Warning untuk Protokoler

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Senin, 18 Juli 2011, 17:00 WIB
SBY Ditinggalkan Sebelum Pidato, Tidak Tunjukkan Kebiasaan NU
presiden sby/ist
RMOL. Separuh lebih dari puluhan ribu Nahdliyin yang menghadiri acara Harlah NU ke 85 (Minggu, 17/7), di Gelora Bung Karno membubarkan diri beberapa saat sebelum Presiden SBY berpidato.

Banyak tafsiran mengenai fenomena itu. Ada yang bilang kalau massa sudah terlalu lelah menunggu kehadiran Presiden sejak pagi hingga lewat tengah hari. Ada juga yang menganggap sikap ribuan Nahdliyin itu cermin dari ketidakpercayaan rakyat terhadap pemimpinnya yang cuma pintar pencitraan.

"Itu banyak tafsiran-lah, terserah mau ambil tafsiran mana. Yang pasti itu harus jadi pelajaran protokol Istana dan panitia pelaksana, jangan biarkan publik menunggu terlalu lama, jangan terlalu protokoler," ujar pengamat politik senior, AS Hikam, saat berdialog dengan Rakyat Merdeka Online, Senin (18/7).

"Warga NU itu tidak punya kebiasaan meninggalkan orang sebelum acara selesai," tegasnya.

Dia mencontohkan, dalam hajatan-hajatan warga NU, mereka terbiasa untuk betah mengikuti acara dari awal sampai selesai walau itu di dinihari.

"Lihat saja di haul-haul NU, orang datang maghrib, pulang jam 1 pagi, biasa saja. Dengar pidato pejabat biasa sangat tertib. Kasus kemarin itu jangan dinilai berlebihan juga tapi harus jadi warning protokoler presiden dan panitia. NU itu biasa, sederhana saja, jangan terlalu protokoler," harapnya.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA