Ramalan bahwa adik ipar Presiden Yudhoyono itu akan menjadi KSAD sudah terdengar sejak dirinya menjabat Panglima Kodam III/Siliwangi dan dicalonkan naik ke jabatan Panglima Komando Strategi dan Cadangan TNI Angkatan Darat (Pangkostrad).
Sebelumnya, dia pernah menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, kemudian menjabat Pangdam III/Siliwangi. Itulah jalur yang biasa ditempuh seorang perwira AD untuk menjadi KSAD. Seiring dengan itu, hitung-hitungan politik semakin mengerucut. Dia mulai dipandang sebagai calon dari klan Cikeas untuk Pilpres 2014.
Nama Pramono Edhie Wibowo memasuki lantai bursa calon kuat presiden setelah ia diangkat sebagai Panglima Komando Strategi dan Cadangan Angkatan Darat (Kostrad) melalui berdasarkan Keputusan Panglima TNI akhir September 2010. Saat itu dia masih berbintang dua.
Posisi itu dianggap akan mempercepat karier militer adik kandung Ibu Kristiani Yudhoyono itu sebelum ia memasuki wilayah politik. Selain berindikasi pada percepatan karier putra pahlawan almarhum Letjen TNI Sarwo Edhie tersebut ke puncak pimpinan TNI, juga membuka peluang besar bagi dirinya untuk meramaikan bursa pemilihan presiden 2014 mendatang.
Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (SMC) Syahganda Nainggolan memprediksi, bila Pramono Edhie dicalonkan sebagai presiden oleh keluarga Cikeas, maka akan terjadi pertarungan ketat dengan calon Presiden 2014-2019 lain semisal Prabowo Subianto atau Aburizal Bakrie.
Apalagi, Pramono Edhie Wibowo memang tidak memiliki cacat sosial apa pun di tengah masyarakat, dan tidak ada perjalanan kariernya yang melanggar hukum, karenanya ia memiliki hak demokrasi untuk maju selaku capres.
Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, menganggap analisa dini itu bisa jadi benar. Namun dia ingatkan bahwa Indonesia bukan negara kerajaan yang pemimpinnya dipilih oleh keluarga penguasa.
"Yang pilih Presiden itu bukan keluarganya dan harus berhadapan dengan publik. Biarkanlah berjalan natural dan ujungnya tidak usah ke calon presiden. Ujungnya nanti pasti akan kembali ke rakyat yang menentukan," ucap politisi PDI Perjuangan ini.
TB berpendapat, bahkan untuk mencapai kursi Panglima TNI saja Pramono akan alami kesulitan karena masa bakti lulusan Akmil Magelang tahun 1980 itu sebagai militer aktif tinggal dua tahun lagi dimana usianya mencapai 58 tahun.
"Saya kira untuk jadi Panglima TNI kayaknya kalau dia tinggal bertugas dua tahun lagi tidak ada kesempatan. Dan andaikan juga dia diberikan kesempatan satu tahun jadi KSAD dan satu tahun jadi Panglima TNI, nanti akan tergantung rakyat," katanya.
TB sendiri secara pribadi mengenal Pramono Edhie Wibowo sebagai perwira militer profesional dan tidak banyak bicara.
"Dia pekerja dan bisa pisahkan urusan TNI dengan politik, meski dia adik kandung Ibu Negara," ucapnya.
Ujian profesionalitas Pramono, lanjut politisi PDI Perjuangan ini, adalah pada sebelum Pilpres tahun 2004 kala Kolonel Pramono Edhie Wibowo menjadi ajudan dari Presiden Megawati Soekarnoputri. Dia diangkat menjadi ajudan atas permintaan Megawati sendiri.
"Saat itu SBY menjadi calon presiden dan di saat bersamaan dia harus kawal Ibu Mega yang calon presiden juga. Dan saya lihat, dia bisa tempatkan diri. Itu yang salut. Saya harus
fair menilai dia, orang yang lurus-lurus saja," pungkas TB.
[ald]
BERITA TERKAIT: