Kini, jumlah penduduk asli suku Baduy sekitar 10.000 jiwa, yang tersebar di tiga desa Baduy Dalam dan 17 desa Baduy Luar. Semua warga Baduy ini di bawah kendali empat Kepuunan, semacam pemerintahan adat.
Agama yang mereka anut adalah agama Sunda Wiwitan, yang membagi tiga hubungan kehidupan manusia; manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesamanya. Mereka juga sangat meyakini asal mula Adam dan Hawa berasal dari suku Baduy.
Suku Baduy Dalam masih mempertahankan tradisi adat leluhur. Pola kehidupan sangat diatur ketat, baik dalam tata cara berpakaian, berkomunikasi, bercocok tanam, menggunakan perlengkapan hidup dan aturan lain yang jauh dari kehidupan moderen. Bila ada aturan dilanggar, maka ada sanksi yang harus ditanggung, baik itu denda adat, didiamkan orang sekampung, atau terakhir harus keluar dari kehidupan suku Baduy Dalam dan harus tinggal di sejumlah desa Baduy Luar.
Kelestarian alam sangat dijaga di dalam komunitas kehidupan suku Baduy. Ilalang yang hidup di sekitar padi pun tidak bisa sembarangan dicabut karena bagi mereka semua tumbuhan berhak hidup. Bahkan air pun dianggap hidup sehingga sangat dijaga dan tidak boleh dicemari dengan sabun ataupun detergen lainnya.
Bagi mereka, hutan adalah segalanya yang patut dijaga dan dilestarikan. Bila ada program penghijauan dengan menanam satu jenis pohon, bagi mereka bukanlah menghutankan kembali. Bila ingin menghutankan kembali, maka suatu areal harus ditanami berbagai tumbuhan agar proses ekosistem dapat berlangsung dengan baik.
[yan]
BERITA TERKAIT: