Hierarki Gereja Juga Mengkhawatirkan Frustasi Masyarakat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 25 Mei 2011, 13:00 WIB
Hierarki Gereja Juga Mengkhawatirkan Frustasi Masyarakat
RMOL. Neoliberalisme menyerang tepat di jantung penyelenggaraan negara. Negara semakin kehilangan kendali atas kehidupan sosial, ekonomi dan politik dan tersandera oleh konspirasi modal asing yang mengendalikan peran negara.

Saat ini Indonesia sedang melaju dengan sangat cepat ke proses penyerahan kedaulatan oleh negara kepada pasar. Proses tersebut berjalan beriringan dengan persoalan utama negara yang adalah akibat dari kesalahan dan kelemahan kepemimpinan, yaitu kemiskinan akut bangsa.

Kritik terhadap peran negara yang jauh dari amanat kontitusi itulah yang menjadi sorotan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) tepat di hari lahirnya yang ke-64 tahun hari ini. Menurut Ketua Presidium PMKRI Stefanus Gusma, situasi bangsa ini memberi penegasan pada posisi mahasiswa sebagai agen perubahan.

"Acap kali gerakan mahasiswa juga dianggap sebagai gerakan yang no action, no concept and talk only akan tetapi tujuh cita-cita perubahan yang telah kami nyatakan merupakan manifesto perjuangan mahasiswa Indonesia," ujar Gusma kepada Rakyat Merdeka Online, Rabu (25/5).

Gusma tegaskan, secara nasional PMKRI merasa terpanggil untuk  terus-menerus tanpa kenal lelah bersama gerakan mahasiswa, pelajar dan pemuda lainnya meneriakkan perubahan dan kritik terhadap pemerintah yang sampai hari ini masih "merasa benar di jalan yang salah".

Gusma mengingatkan, setelah pernyataan tokoh-tokoh lintas agama yang telah membuka kebohongan-kebohongan pemerintah, seluruh rakyat Indonesia berharap pada perubahan sikap dan strategi dari pemerintah untuk segera memikirkan jalan keluar Indonesia dari keterpurukan. Namun sampai hari ini rakyat Indonesia justru disuguhkan dengan janji-janji baru tanpa realisasi yang nyata.  

Semua kalangan termasuk hierarki gereja, tegasnya, melihat ada begitu banyak permasalahan yang terjadi  seperti kemiskinan, pengangguran, pendidikan, ekonomi, pelanggaran HAM, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, komando territorial, transportasi dan informasi serta berbagai permasalahan sosial lainnya.

"Semua masalah yang jika dibiarkan terus-menerus akan berakibat pada sikap frustasi masyarakat," terangnya.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA