Mahfud MD Ingin Tegaskan Nazaruddin Itu Anak Buah SBY dan Anas Urbaningrum

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Senin, 23 Mei 2011, 08:43 WIB
Mahfud MD Ingin Tegaskan Nazaruddin Itu Anak Buah SBY dan Anas Urbaningrum
mahfud MD/ist
RMOL. Sebagai ahli tatanegara, Mahfud MD tentu paham betul bahwa Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono yang ditemuinya di Istana Negara hari Jumat lalu (23/5) selain sebagai Presiden RI, juga Ketua Umum Dewan Pembina Partai Demokrat.

Tapi dengan santai Mahfud mengatakan, “Saya sampaikan informasi ke Bapak SBY, bukan dalam kapasitas sebagai presiden tapi sebagai Ketua Umum Dewan Pembina Partai Demokrat.”

Menurut Jurubicara Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie Massardi, langkah Ketua Mahkamah Mahfud MD membawa skandal suap yang dilakoni Bendahara Umum Partai Demokrat Nazaruddin ke Istana, tampaknya akan memecah kebuntuan dan frustrasi masyarakat terhadap politik pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sekarang makin tidak karuan, terutama yang dilakukan tokoh-tokoh partai penguasa.

“Mahfud ingin menjelaskan kepada kita bahwa Nazaruddin yang mencoba menyuap Sekjen MK M Janedri dan mengancam akan mengobrak-abrik MK, adalah anak buah Presiden Yudhoyono, orang yang paling bertanggungjawab atas kelakuan Nazaruddin, karena posisinya di partai (Demokrat) sebagai Ketua Umum Dewan Pembina,” ujar Adhie kepada Rakyat Merdeka Online, Senin pagi (23/5).

Sebagai orang yang pernah berpartai dan menempati posisi penting yakni Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan bangsa (PKB), Mahfud tahu pasti bahwa posisi Yudhoyono itu setara dengan posisi Ketua Umum Dewan Syuro di PKB.

“Artinya, setiap langkah pejabat penting partai sekaliber Bendahara Umum (Nazaruddin), kalau bukan atas perintah, pasti sepengetahuan Bos Besar partai. Atau paling tidak, segera melapor Ketua Umum dan selanjutnya Ketua Dewan Syuro. Jadi mustahil Yudhoyono dan juga Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, tidak tahu apa saja yang dilakukan Nazaruddin,” kata aktivis anti-korupsi ini lagi.

Adhie juga mengingatkan bahwa uang sebesar 120 ribu dolar Singapura yang hampir Rp 1 miliar itu diberikan Nazaruddin setelah MK membuka rekaman percakapan Anggodo, kunci terbongkarnya kriminalisasi pimpinan KPK Bibit dan Chandra. Dalam rekaman menyebut-nyebut nama Presiden Yudhoyono.

“Apakah pemberian uang kepada Janedri adalah jebakan, yang kelak bisa digunakan untuk mengobrak-abrik MK, terkait terbongkarnya skandal percakapan Anggodo merekayasa penyuapan pimpinan KPK? Kemungkinan ini masih perlu ditelusuri,” demikian Adhie. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA