Sensasi Petilasan Ki Jumprit yang Mistis dan Magis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 17 Mei 2011, 09:08 WIB
<i>Sensasi Petilasan Ki Jumprit yang Mistis dan Magis</i>
ilustrasi/ist

RMOL. Suasana mistis sangat terasa begitu kaki melangkah menuju pintu gerbang Umbul Jumprit yang terbuat dari susunan bata berbentuk seperti candi. Diperkirakan usianya sudah ratusan tahun lebih.

Seperti  hampir di semua tempat keramat yang ada di Pulau Jawa, dua pohon beringin besar tampak mengapit pintu gerbang petilasan ini, sehingga menambah angker suasana di malam hari yang dingin dan sepi.

Ketika Rakyat Merdeka Online berkunjung ke Umbul Jumprit di Ngadirejo, Temanggung, Jawa Tengah baru-baru ini, tampak beberapa orang tengah berendam atau kumkum di kolam berair jernih yang dalamnya sebatas lutut hingga paha dan banyak terdapat sumber mata airnya. Kendati suasana dingin di malam hari, tidak terlihat rasa gemetar di tubuh mereka ketika berdendam di air.

Pada umumnya, laku kumkum dilakukan sejumlah pelaku spiritual usai bermeditasi untuk  menyerap energi kanuragan yang ada di sekitar mata air. Air Jumprit juga dipercaya bisa membuat awet muda, enteng rezeki, dekat jodoh serta sebagai sarana membersihkan energi negatif dan membuang sial.

Di bagian bawah dari sumber mata air, terdapat pula makam Ki Jumprit, seorang tokoh spiritual dari Kerajaan Majapahit yang selalu ramai dikunjungi para peziarah untuk keperluan tirakat atau juga ngalap berkah.

Nama Jumprit sudah disebutkan dalam serat Centini, terutama dikaitkan dengan legenda Ki Jumprit, seorang ahli nujum di Kerajaan Majapahit. Ki Jumprit bukan hanya dikenal sakti mandraguna, tetapi dia juga salah seorang putra Prabu Brawijaya Raja Majapahit, dengan gelar Pangeran Singobarong.

Dia meninggalkan kerajaan, agar bisa mengamalkan ilmu dan kesaktiannya kepada masyarakat luas. Perjalanan panjangnya berakhir di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung.

Setiap tahunnya para biksu selalu datang ke sumber mata air Jumprit untuk mengambil airnya guna keperluan upacara Trisuci Waisak di Candi Borobudur. Biasanya pengambilan air suci dilakukan tiga hari sebelum perayaan Waisak. [yan]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA