Deputi Presdir Samudera Indonesia, David Batubara, mengatakan, setelah menerima informasi pembajakan itu, PT Samudera Indonesia segera kirim tim krisis yang bekerja sejak 16 Maret untuk bekerja 24 jam sehari.
"Kami akan bekerja tanpa henti sampai para awak kapal berkumpul lagi dengan keluarga," ujar David dalam jumpa pers di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, beberapa saat lalu (Senin, 11/4).
Samudera Indonesia memastikan bahwa mereka melakukan komunikasi secara berkala dengan awak kapal dan hingga kini sudah alami kemajuan.
"Meski kecepatan negosiasi itu ditentukan para pembajak. Jalur komunikasi pada awak kapal berada di bawah kontrol penuh pembajak sehingga negosiasi memakan waktu," ujar David.
Namun David tidak dapat memberitahu apa yang diminta oleh pembajak, karena hingga kini masih terus berubah dalam jumlah yang besar.
"Pemberitaan di media massa kurang akurat, kami sedang lakukan upaya pembebasan dengan aman," ujar David.
David menekankan, dari 200 kasus pembajakan yang terjadi sejak 2007 tidak tercatat para perompak menyakiti para awak kapal kecuali ada perlawanan dari awak kapal. Suplai makanan dan air bersih pun terjamin. "Selain itu mereka punya kepentingan menjaga tujuan mereka tercapai," terangnya.
Ia juga menerangkan, apabila hanya dengan melakukan penebusan, tetap tak bisa makan waktu cepat. Dalam catatannya, dari 70 kejadian perompakan tahun 2010 memerlukan waktu lebih 60 hari atau maksimal 150 hari.
"Waktu tersingkat 60 hari. Saat ini masuk hari ke 27, hanya pembajak yang miliki kekuasaan dan kontrol waktu, kapan mereka bebaskan awak kapal tergantung pada pembajak," pungkasnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: