Tapi SBY menegaskan, tanpa investasi besar, ekonomi Indonesia takkan terangkat. Panjang lebar SBY menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah hal yang amat penting dan tak bisa dipisahkan dari pertumbuhan ekonomi riil masyarakat.
"Jadi arah pembangunan ekonomi sudah benar. Kalau masih ada kekurangan di sana dan di sini, ada koreksi, pemerintah terbuka akan kritik itu," tegas Presiden saat membuka Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (1/4).
Mantan Menteri Keuangan di era Orde Baru, Fuad Bawazier, menyebut pernyataan SBY itu cuma sebagai pembelaan diri atas kegagalan maupun salah arahnya pembangunan ekonomi.
"Itu tidak diragukan lagi kegagalan itu. Salah arah. Yang namanya pemerintah mana mau mengakui kesalahan," ucapnya saat dihubungi
Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Jumat, 1/4).
Fuad mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang disebut SBY itu, sekitar 6-7 persen dan harus dipertahankan, adalah akibat dari kebijakan neoliberal yang dianut pemerintahan SBY sejak periode pertama. Selain itu, janji pembangunan infrastruktur yang dijanjikan sejak tujuh tahun lalu tak pernah terealisasi.
"Dia itu Presiden omdo (omong doang), Dari 2005 mengatakan infrastruktur akan dibangun, tapi nyatanya sekarang hancur. Selain itu korupsi jalan terus. Itu bukti omongan dan perbuatannya merupakan dua hal yang bertentangan," ucap eks Ditjen Pajak ini.
Fuad menyebut ciri kegagalan dan ketidakmampuan SBY salah satunya adalah selalu menjanjikan perbaikan hidup rakyat akan terjadi pada era setelah pemerintahannya berakhir atau jauh setelah 2014.
"Dia itu presiden sampai 2014. Tapi semua yang dia janjikan mengenai kesejahteraan rakyat itu terjadi di atas periode dia entah 2015 atau 2025. Padahal, sekarang di periode dia masih banyak orang mati kelaparan. Janji-janji itu ciri penganut neoliberal yang gagal," katanya lagi.
Tadi pagi SBY juga mengatakan, meskipun harus pragmatis, para pelaku usaha di Indonesia wajib memiliki penglihatan jauh ke depan, visi yang memimpikan Indonesia sebagai negara maju di abad 21. Indonesia juga ingin jadi kekuatan ekonomi baru pada 2025. Nah, dua tujuan mulia itu, kata SBY, takkan pernah tercapai kalau para pelaku usaha terus jalankan
bussiness as usual. [ald]