‘’Kita dukung pers jadi alat mencerdaskan rakyat yang bersifat kritis, bukan propagandis politik yang bikin situasi tidak nyaman,’’ kata salah seorang eks rekan seperjuangan Dipo Alam semasa jadi aktivis mahasiswa era 70-an, Bambang Sulistomo, yang kini memimpin Lembaga Pengkajian Sosial Politik dan Ketahanan Nasional (LPSPKN) di Batam, Jumat (11/3).
Menurut Bambang, tindakan Dipo membela pemerintah bisa dimengerti setelah ada pihak yang secara ekstrim menyudutkan pemerintah. "Selama ini jika terjadi permasalahan berkaitan kehidupan pers, diselesaikan lewat UU pokok Pers dan Dewan Pers memegang peranan. Jadi, kita mesti proporsional. Hanya saja, jangan justru media terjebak jadi propagandis politik seperti berita yang dilansir koran Australia,
The Age," ulasnya.
Bambang dikenal dekat dengan Dipo semasa Dipo menjabat Ketua Dewan Mahasiswa UI. Lewat petisi Bambang-Dipo di tahun 1977 mengusung Almarhum Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin sebagai calon presiden dan menuntut para pejabat negara memegang etika dan moral politik dengan tidak menghalalkan segala cara lewat pemutarbalikkan fakta.
‘’Ini penting, lihat saja terlalu banyak peristiwa yang mesti dikonfirmasi akurasinya, tapi diambil alih seolah-olah begitu kejadiannya sebagai propaganda politik yang meracuni di dalam negeri,’’ kecamnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: