Hal itu diungkapkannya dalam diskusi penganggulangan bencana, di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/10).
Dalam kesempatan itu, Staf Khusus Presiden Bidang Bencana Alam, Andi Arief, mengakui bahwa pemerintah lalai dalam menanggulangi bencana tsunami di Mentawai, Sumatera Barat. Kelalaian terutama pada 12 jam pertama karena pihaknya tidak mendapat informasi yang jelas mengenai adanya tsunami menyusul gempa 7,2 Skala Ritcher di sana.
Selain itu, melihat betapa besar dampak mematikan bencana itu pada masyarakat, pihak Istana mengaku sedang memikirkan rencana relokasi terhadap warga Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat yang rawan terkena bencana tsunami akan diupayakan pemerintah bermula dari sosialisasi.
"Prosesnya tidak bisa dalam waktu singkat tapi harus sosialisasi kepada masyarakat Mentawai terlebih dahulu dan itu memakan proses waktu panjang," ujar Andi Arief.
Seperti diketahui, tsunami di Mentawai terjadi pada Senin malam (25/10), didahului gempa pada pukul 21.40 dan disusul peringatan tsunami pada pukul 21.47 Wib. Namun, peringatan itu sempat dikabarkan dicabut pada 52 menit setelah kejadian gempa.
[ald]
BERITA TERKAIT: