SATU TAHUN KIB II

Fuad Bawazier: Sudi Silalahi Paling Tidak Becus

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Rabu, 20 Oktober 2010, 15:33 WIB
Fuad Bawazier: Sudi Silalahi Paling Tidak Becus
fuad bawazier/ist
RMOL. Kekecewaan-kekecewaan dari masyarakat terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sangat beralasan. Banyak fakta di lapangan yang bisa jadi ruang untuk mengkritisi pemerintahan.

"Misalnya, KPK dibiarkan diobok-obok. Upayanya sudah lama, sampai sekarang dibikin lumpuh. Soal Century, dibilang tidak ada bukti. Rekening gendut Pati Polri tidak selesai juga. Soal APBN. APBN kita tidak pro rakyat, banyak yang tidak beresnya ketimbang beresnya. Banyak calo-calo anggaran. Janji kepada petani tidak ada realisasinya. Petani mendapatkan pupuk tetap susah," beber Fuad Bawazier dalam dalam diskusi di gedung DPD, Jakarta (Rabu, 20/20).

Sebagai solusinya, mantan Menteri Keuangan ini tidak sepakat dengan cara menggulingkan pemerintahan yang ada saat ini. Sebab, kalau saat ini Presiden diganti, menurutnya, belum tentu penggantinya itu akan lebih baik. Karena cukup Presiden melakukan perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II.

"Banyak menteri yang tidak becus, tidak profesional, karena memang bawaan sejak lahir dan atau karena memang cacat bawaan. Sudi Silalahi (Menteri Sekretaris Negara) paling tidak becus," tegas Ketua DPP Partai Hanura ini.

Kenapa Sudi Silalahi paling tidak Becus? Fuad mengaku tak habis pikir ada orang yang sudah mau dilantik menjadi wakil menteri keuangan, tapi pelantikannya tidak jadi digelar. Bahkan, sang calon itu disuruh pulang. Tak sampai disitu. Dia juga membuka borok-borok Sudi lainnya.

Fuad menceritakan, pernah Tumpak Hatorangan Panggabean saat menjabat Ketua KPK, diundang untuk menghadiri rapat bersama Presiden di Istana Cipanas. Namun, setelah Tumpak sampai ke Istana, lalu dikatakan tidak ada acara. "Inikan nggak benar, maluin-maluin saja," kesalnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA