Fauzan: Perampokan Medan By Design

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Kamis, 23 September 2010, 10:45 WIB
Fauzan: Perampokan Medan <i>By Design</i>
RMOL. Kasus perampokan CIMB Niaga Medan patut dicurigai sudah didesain sedemikian lama untuk membenarkan tindakan Detasemen Khusus 88 menambah tuduhan pada Ustad Abu Bakar Baasyir dan kelompok Jamaah Anshorut Tauhid pimpinannya.

Aktivis Islam yang dekat dengan Ustad Abu Baasyir, Fauzan Al Anshari, mengatakan, tidak ada satupun dari belasan tersangka yang telah ditangkap oleh Densus 88, memiliki ciri anggota JAT.

"Tidak ada ciri-ciri yang menunjukkan dari pakaiannya sampai jenggotnya tak ada ciri yang berkaitan dengan JAT. Apalagi dengan senjata-senjata berat, sangat mustahil dilakukan JAT," terangnya saat dihubungi Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Kamis, 23/9).

Fauzan juga meragukan tudingan pihak polisi bahwa kelompok Medan yang melakukan perampokan dan terakhir penyerangan ke Markas Polisi berkaitan dengan Umar Patek dan Abu Tholud.

"Dapat darimana mereka dapat senjata berat, dan Umar Patek lewat mana dari Filipina masuk ke Indonesia. Lewat imigrasi? Polisi harus dijelaskan dulu dari mana Umar Patek, biar fair," jelasnya.

Fauzan menduga, pihak polisi saat ini mencari pembenaran karena Baasyir sering mengungkapkan bahwa JAT membutuhkan dana besar untuk beroperasi.

"Perampokan itu dilakukan sisa-sisa pelatihan di Aceh yang sejak dulu kita katakan aktor intelektualnya adalah seorang desertir Brimob bernama Sufyan Tsauri. Pelatihan di Aceh itu kan ada desertirnya juga," terangnya.

"Ini yang saya bilang by design. Kenapa aksi perampokan itu bisa difoto dalam keadaan yang sangat strategis. Jangan-jangan ini by design dan akhirnya Densus 88 dapat mengaitkannya dengan Baasyir," imbuhnya.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA