Ketiga jenderal itu adalah Gubernur Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Irjen Agus Wantoro, Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Komjen Imam Sudjarwo, dan Kepala Polda DKI Jakarta Irjen Timur Pradopo.
Kordinator Indonesian Police Watch (IPW) juga mendengar kabar itu. Namun menurutnya ketika dihubungi Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu malam, 25/8), Tidak satu pun dari ketiga jenderal Trunojoyo itu pantas menjadi Kapolri.
"Agus tidak pernah menjadi Kapolda. Imam pernah sekali jadi Kapolda, yaitu di Bangka Belitung. Tidak ada prestasi yang dapat dibanggakan. Timur tiga kali jadi Kapolda, di Banten, Jawa Barat dan Jakarta. Tapi banyak kelemahan," ujar Neta.
Khusus untuk Timur, Neta juga menambahkan catatan berbau pelanggaran HAM, yakni kasus penembakan mahasiswa Trisakti bulan Mei 1998. Saat itu Timur adalah Kapolres Jakarta Barat, yang merupakan TKP.
Sebut Neta lagi, saat Timur menjadi Kapolda Jawa Barat ada kasus pembunuhan pemilik perusahaan garmen terbesar di Asia yang sampai sekarang tidak terungkap. Sementara saat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, terjadi sejumlah kasus yang mengganggu kredibilitasnya, yakni kasus pelemparan bom molotov ke halaman majalah Tempo, dan kasus upaya pembunuhan aktivis ICW Tama S. Langkun. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: