Selain sudah melangkah jauh dalam melakukan transisi demokrasi, melakukan tiga pemilu yang jujur dan adil dan mempunyai badan legislatif yang sangat independen. Indonesia berhasil menciptakan sistem
check and balance yang sehat antara lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Selain itu, salah satu indikator pencapaian luar biasa itu adalah seperti yang terjadi pada 2008, saat dunia dirundung oleh krisis finansial yang begitu dahsyat hingga 2009.
"Pada saat dunia mengalami kontraksi pertumbuhan, ekonomi Indonesia justru tetap tumbuh sebesar 6.0 persen pada tahun 2008 dan 4,5 persen pada tahun 2009, pertumbuhan ketiga tertinggi di antara G-20, setelah Tiongkok dan India," kata SBY di Gadung DPR, Jakarta, Senin (16/8).
Bahkan, menurut SBY, pada saat banyak demokrasi di dunia runtuh dan rapuh, demokrasi Indonesia justru semakin stabil. Konflik memang semakin berkecamuk di belahan dunia lain, tapi dalam pandangan Presiden, persatuan dan perdamaian semakin kokoh di Indonesia.
Kendati demikian, SBY mengakui bahwa reformasi gelombang pertama itu banyak mengalami hambatan dan kekurangan, dan juga masih menyisakan sejumlah persoalan.
"Dengan sukses pemilu nasional tahun lalu, kita kini telah memasuki reformasi gelombang kedua," jelasnya.
"Dengan landasan yang ada, sudah saatnya Indonesia tidak lagi hanya berjalan, namun justru harus berjalan lebih cepat dan mulai berlari. Dan sudah saatnya kita bukan menjadi macan kandang, namun menjadi negara yang memiliki daya saing yang tinggi di pentas global," imbuh SBY.
[ald]
BERITA TERKAIT: