Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan atas ketinggian harus dicapai oleh teknologi. Namun kata perang tidak lagi berperan sebagai kata kerja, tetapi sudah bergeser pada kata sifat. Yang mempopulerkan hal ini adalah para jurnalis, sehingga lambat laun pergeseran ini mendapatkan posisinya, tetapi secara umum perang berarti "pertentangan".
Eropa adalah lokasi yang sering terjadinya perang. Sejarah perang Eropa mencakup periode panjang dari konflik militer seperti Perang Salib, perang agama (seperti Perang Tiga Puluh Tahun), dan perang imperialisme, hingga dua Perang Dunia yang melibatkan sebagian besar dunia.
Akar penyebabnya beragam, mulai dari persaingan wilayah, ekonomi, dan agama hingga perebutan kekuasaan politik yang menyebabkan konflik global. Pembajakan muncul dari, dan dalam skala yang lebih kecil, konflik perdagangan dan kolonisasi di antara kekuatan-kekuatan Eropa yang bersaing pada masa itu, termasuk kekaisaran Inggris, Spanyol, Belanda, Portugal, dan Prancis. Sebagian besar bajak laut pada era ini berasal dari Inggris.
Christopher Columbus adalah penjelajah Eropa yang dikenal sebagai orang pertama yang memelopori perjalanan besar melintasi Samudra Atlantik pada tahun 1492 dan membuka jalan bagi kolonisasi Eropa di benua Amerika. Pelayaran pertamanya pada tahun 1492 didanai oleh Spanyol, bertujuan mencari rute dagang ke Asia tetapi justru mendarat di Amerika.
Perjalanannya menandai dimulainya era kolonisasi Eropa di benua tersebut. Ditemukan Amerika adalah peristiwa yang melandasi Revolusi Sains.
Marco Polo adalah seorang pedagang Italia asal, kota Venesia yang melakukan perjalanan ke Asia dan menjadi utusan serta pejabat di bawah kekuasaan Kubilai Khan, Kaisar Mongol dari Dinasti Yuan di Tiongkok. Kubilai Khan mempercayai.
Catatan perjalanan Marco Polo, ditulis dalam "The Travels of Marco Polo". Setelah kembali ke Venesia pada tahun 1295, Marco Polo menulis buku yang merinci pengalamannya di kekaisaran Kubilai Khan dan di seluruh Asia.
Memberikan pandangan Eropa tentang Asia: Buku ini memberikan gambaran yang belum pernah ada sebelumnya bagi orang Eropa tentang budaya, adat istiadat, dan geografi Asia, termasuk penggunaan uang kertas oleh Tiongkok dan sistem administrasi kekaisaran.
Buku tersebut dianggap fantastis pada saat itu, tetapi menjadi salah satu buku terlaris pertama dan secara signifikan mempengaruhi pemahaman Eropa tentang dunia timur. Peristiwa yang melandasi sebuah Revolusi Sejarah.
Orang Eropa mulai bergerak termasuk petualangan ke Afrika. Melangkah setapak di pantainya dan langsung memaklumatkan, "Aku nyatakan ini semua wilayah ini milik rajaku".
Jarod Diamons, Peraih hadiah Pulitzer, dalam buku berjudul, Guns, Germs dan Steel (Bedil Kuman, Baja) menggambar tentang Revolusi Gemilang (Glorious Revolution) Inggris tahun 1688 yang diusung beberapa ahli ekonomi.
Menggambarkan tentang kekayaan dan kemiskinan. Faktanya bahwa Britania (termasuk Inggris) adalah negara paling kaya di dunia, dan negara pertama yang mengembangkan revolusi industri.
Revolusi Gemilang menggulingkan Raja James, menaikkan William ke tahta, memperlemah kekuasaan raja, menambah kekuasaan Parlemen, sehingga mendorong lembaga-lembaga yang lebih istilah sekarang pro-growth. Britania adalah negara pertama dunia yang menghapus resiko kelaparan kronis, berkat faktor produktivitas agrikultur, akuisisi tanaman Dunia Baru, dan kesatuan politis.
Hal ini menggambarkan bagaimana melihat peta bisa banyak membantu kita mengerti besarnya pengaruh geografi dalam sejarah, dan penyebab akhir kekayaan dan kemiskinan negara di dunia modern. Dengan adanya Revolusi Pengetahuan selanjutnya Eropa mulai bertandang ke Amerika. Kebangkitan Kapitalis. Revolusi Industri, hingga senjata nuklir. Manusia dan teknologi membuat lebih cerdas, bukan lagi seleksi alam.
Kapitalis Fosil
Bahwa Kapitalisme Barat mendapat dominasi bahan bakar fosil. Dalam The Great Divergence karya Kenneth Pomeranz, dulu pernah Eropa tertinggal dari Imperium Tiongkok, India dan Timur Tengah kemudian Eropa dan Amerika lebih maju karena batu bara dan akhirnya minyak bumi.
Batu bara dan minyak bumi sebagai komoditi plus teknologi yang mendominasi dunia. Kapital menuntut lebih banyak ruang, kekuasaan, otonomi. Jika gagal bermanuver terjadi keruntuhan politik dan krisis buatan para teknokrat.
Dari komoditi strategis, gandum, rempah, gula, sutera berkembang dalam batubara, emas, uranium, minyak bumi, aluminium dan yang terbaru adalah rare earth (tanah jarang).
Dunia Gobal Kini
Dunia Global telah mencapai apa yang disebut fisikawan sebagai "fase transisi" momen ketika air menjadi uap. Tidak ada jalan kembali ke status quo.
Jadi apa saja pilihan dunia global? Model menunjukkan tiga jalur, masing-masing dengan peluang keberhasilan yang berbeda: Rute Disiplin fiskal, pemotongan anggaran yang besar dan Pajak yang lebih tinggi.
Di lain pihak membiarkan Tiongkok bangkit sementara AS membereskan keuangannya. Bayangkan Inggris pasca-Perang Dunia II. Mereka memilih penghematan untuk membayar utang perang dan beralih dari penguasa seperempat dunia menjadi kekuatan sekunder yang dihormati.
Matematikanya brutal, utang itu seperti bola salju yang menggelinding ke bawah. Setiap tahun Anda menunggu, utang itu semakin besar. Saat ini dunia global bertaruh mengejar pertumbuhan. Cari jalan keluar dari masalah Reformasi Institusi yakni efisiensi, deregulasi, debirokratisasi, dan akhirnya meningkatnya produktivitas.
Taruhan reformasi, pajak pangkas, kurangi regulasi (deregulasi), dan berdoa bagi pertumbuhan eksplosif menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi biaya. Ini seperti memasukkan benang ke jarum sambil mengendarai sepeda motor.
Keunggulan Kompetitif
"Jika Anda tidak dapat mengalahkan mereka dulu, sekarang harus kalahkan mereka." Posisikan diri Anda bukan untuk Amerika yang dulu, tetapi untuk dunia yang akan datang.
Sejak Agustus 2025, kata broligarch dan broligarchy telah resmi dimasukkan ke dalam Kamus Cambridge. Dalam buku The Tyranny of Big Tech yang terbit tahun 2021, politisi Partai Republik dan anggota senior Senat Amerika Serikat dari Missouri, Josh Hawley, berpendapat bahwa perusahaan teknologi besar seperti Google, Facebook, Amazon, dan Apple telah menjadi oligarki teknologi dengan kekuatan ekonomi dan politik yang luar biasa.
Ia menggambarkan perusahaan-perusahaan ini sebagai baron perampok modern yang menguras kemakmuran dan kekuasaan dari kelas menengah dan menciptakan oligarki baru.
Di era modern, pertentangan lebih mengarah pada superioritas teknologi dan industri. Hal ini tercermin kalimat "Barang siapa menguasai Big Tech, maka dia menguasai dunia". Bagian dari perjalanan akhir, kita menyebutnya sebuah Game Changer Global.

*Penulis adalah Eksponen Gema 77/78
BERITA TERKAIT: