Dari Bendera Bajak Laut ke Revolusi

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jimmy-h-siahaan-5'>JIMMY H SIAHAAN</a>
OLEH: JIMMY H SIAHAAN
  • Selasa, 30 September 2025, 02:40 WIB
Dari Bendera Bajak Laut ke Revolusi
Ilustrasi. (Foto: Artificial Intelligence)
NAMA Edward Teach atau Edward Thatch (1680-1718) atau lebih dikenal sebagai Blackbeard adalah seorang bajak laut Inggris terkenal yang melayari Laut Karibia dan barat Atlantik selama awal abad ke-18.

Suatu masa disebut sebagai Zaman Keemasan dari Pembajakan. Kapalnya yang terkenal adalah Queen Anne's Revenge, yang diyakini telah kandas di dekat Beaufort Inlet North Carolina pada 1718.

Captain Blackbeard sering bertarung atau menampakkan diri, mengenakan bulu besar tricorn, dan menggunakan banyak pedang, pisau serta  pistol. Dalam A General Historie of the Robberies and Murders of the Most Notorious Pyrates (Sejarah Umum dari Perampokan dan Pembunuhan dari Bajak Laut Ternama), digambarkan bahwa ia telah memantik korek api menyala ke janggut hitam besarnya selama pertempuran untuk mengintimidasi musuh-musuhnya. 

Blackbeard sering dianggap sebagai gambaran pola dasar pelaut perompak. Nama aslinya adalah Marshall D. Teach, yang berubah dalam cerita animasi dengan menggunakan julukan "Kurohige" (Blackbeard). Kurohige adalah salah satu dari Yonko, salah satu dari empat kru bajak laut terkuat di dunia. 

Dia dikenal karena memiliki dua kekuatan Buah Iblis terkuat, Yami Yami no Mi (Buah Kegelapan) dan Gura Gura no Mi (Buah Guncangan). Kru Bajak Laut Kurohige telah berkembang dari lima anggota awal menjadi sepuluh orang dengan anggota-anggota seperti Jesus Burgess, Shiryu of the Rain, dan Aokiji (sekarang kapten kapal kesepuluh). 

One Piece adalah cerita petualangan epik tentang Monkey D. Luffy, seorang pemuda elastis yang ingin menjadi Raja Bajak Laut dengan menemukan harta karun legendaris yang disebut One Piece. 

Bersama kru bajak lautnya, ia menjelajahi dunia yang luas dan penuh warna, mengumpulkan teman-teman baru, dan menghadapi musuh kuat demi mencapai mimpinya dan menegakkan kebebasan. 

Tujuan utama Luffy dan krunya adalah menemukan One Piece, harta karun terbesar yang akan membawa mereka pada puncak dunia bajak laut. Kisah ini mengikuti perjalanan Luffy dan kru Bajak Laut Topi Jerami saat mereka berlayar melintasi lautan berbahaya dan mengunjungi berbagai pulau unik dengan budaya dan konflik.

Selain petualangan, One Piece sangat menekankan tema persahabatan, keberanian, dan semangat pantang menyerah dalam mengejar mimpi, meskipun menghadapi tantangan besar. 

Karakter-karakter di dunia One Piece sering kali mendapatkan kekuatan luar biasa dengan memakan Buah Iblis, seperti Luffy yang tubuhnya menjadi karet setelah memakan Buah Gomu Gomu no Mi. 

Monkey D. Luffy adalah Tokoh utama yang berambisi menjadi Raja Bajak Laut. Kru Luffy yang terdiri dari berbagai karakter unik dengan kemampuan berbeda, seperti Zoro, Nami, Sanji, dan lainnya. 

Dunia yang Luas

Dunia One Piece digambarkan dengan banyak pulau, lautan, dan kerajaan yang berbeda, memberikan latar yang kaya untuk cerita. Kru Luffy harus berhadapan dengan pemerintah dunia dan bajak laut kuat lainnya yang juga berambisi menguasai lautan.

Dari kisah sejarah "Bajak Laut" menjadi cerita animasi yang m menjadi kisah perlawanan terhadap kekuasaan. Dimulai pertengahan tahun hingga bulan Agustus, adanya  perlawanan para sopir truk terhadap peraturan penertiban beban kendaraan truk. 

Menjelang hari kemerdekaan di bulan Agustus disahkan peraturan tersebut dan para sopir protes dan memakai bendera one piece dikibarkan di kendaraan mereka sebagai sikap antipati.

Bendera One Piece

Akhir Agustus, berlangsung demo besar di Indonesia dengan motor penggerak kaum Gen Z, merebak selama satu minggu dengan mengakhiri gerakannya pada sejumlah tuntutan. Gerakan bernama 17 + 8. 

Gelombang ketidakpuasan sosial juga merebak di Peru yang kembali memuncak ketika ratusan demonstran turun ke jalan di ibu kota Lima pada Sabtu, 20 September 2025.

Aksi yang diinisiasi gerakan pemuda bernama Generation Z itu berujung bentrokan dengan aparat setelah massa mencoba mendekati gedung eksekutif dan kongres.

Sekitar 500 orang berkumpul di pusat kota di bawah pengawasan ketat polisi. Massa melemparkan batu dan kayu, sementara aparat menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

"Sekarang justru demokrasi lebih buruk daripada sebelumnya. Semakin memburuk... karena rasa takut, karena pemerasan," ujar Gladys, seorang demonstran berusia 54 tahun.

Aksi ini mencerminkan keresahan masyarakat terhadap sejumlah isu; meningkatnya kejahatan terorganisasi, korupsi di jabatan publik, serta kebijakan reformasi pensiun terbaru yang dianggap merugikan generasi muda.

Bendera-bendera Jolly Roger, lambang bajak laut dari Jepang, One Piece yang menjadi simbol kebebasan dan perlawanan terhadap penguasa lalim juga turut berkibar. Adapun bendera serupa muncul di sejumlah aksi demonstrasi baru-baru ini seperti Indonesia, Nepal, hingga Prancis.

"Konferensi (kongres) tidak punya kredibilitas. Mereka bahkan tidak mendapat persetujuan rakyat. Kongres telah membuat kekacauan di negara ini," kata demonstran Celene Amasifuen di sela aksi.

Protes tersebut digelar hanya beberapa hari setelah legislatif meloloskan undang-undang yang mewajibkan anak muda bergabung dalam dana pensiun swasta. 

Kebijakan itu menuai penolakan luas, terutama karena banyak pekerja muda menghadapi kondisi kerja tidak menentu. Demo RI menular di negara tetangga, protes soal korupsi banjir mengguncang Filipina. Bentrok antara aparat dan pengunjuk rasa tidak hanya melukai peserta aksi. 

Stasiun radio lokal Exitosa melaporkan bahwa seorang reporter dan juru kamera mereka terkena peluru karet yang biasanya ditembakkan oleh aparat.

Di Bawah Bendera Revolusi

Sebuah fenomena baru menjelaskan bahwa ada kegelisahan dan perbedaan serta jurang antargenerasi muda dan tua. Generasi tua adalah kehidupan yang kolot, adanya hedonisme, feodalisme, mabuk kekuasaan dan  korupsi yang merajalela.

Gen Milenial dan Gen Z adalah generasi yang tidak sabar. Mereka menyebut dirinya sebagai Generasi Sandwitch akibat adanya ketidak berdayaan. Perhitungan mereka adalah tentang masa depan, mengenai adanya peperangan, kerusakan lingkungan, lapangan pekerjaan yang terbatas, kejahatan mafia dan politikus, sementara adanya dunia high tech digitalisasi dan robotisasi.

Ketidaksabaran Gen Milenial dan Gen Z telah dikibarkan melalui di bawah bendera One Piece untuk adanya perubahan bagi sebuah revolusi via animasi menjadi "Raja Bajak Laut". rmol news logo article

*Penulis adalah Eksponen Gema 77/78

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA