Banyak perbincangan antara keduanya terkait problema sosial bahkan individu yang dibahas. Sangat sayang sekali semua pembicaraan itu menjadi wilayah privat yang tentunya tak bisa diungkap depan umum.
Keakraban Habib Hasyim Arsal Alhabsi sangat tampak dari sambutan Guru Bakhiet dan
gesture tubuhnya saat duduk di samping Habib Hasyim, Rabu (9/1). Bagaimana Habib Hasyim dan Guru Bakhiet saling berbisik juga menunjukkan hubungan istimewa dua sosok istimewa ini. Habib Hasyim juga sangat khusyuk ketika bertemu dengan Guru Bakhiet. Penghormatan Habib Hasyim kepada ulama semisal Guru Bakhiet begitu mendalam.
Selain itu, Habib Hasyim Arsal Alhabsi diberi keleluasan berbicara di depan para tamu khususnya. Fenomena langka. Tampak sekali Guru Bakhiet menikmati ulasan Habib Hasyim terkait politik yang cenderung disalahpahami kalangan umum. Bahkan sejumlah tamu yang hadir dalam pertemuan di ruang khusus tersebut tampak terharu meneteskan air mata dengan penjelasan lugas Habib Hasyim yang juga diakui sebagai seorang pakar komunikasi.
Dalam kesempatan itu, Habib Hasyim menjelaskan politik itu seperti pisau atau sebatas alat saja. Jika manusia yang berjiwa iblis menggunakan pisau tersebut, maka pisau itu digunakan untuk kepentingan iblis. Tapi ketika manusia yang berbudi luhur dan mulia menggunakan pisau tersebut, maka pisau itu akan digunakan untuk hal-hal positif. Menjauhkan politik dari orang-orang baik adalah strategi iblis untuk menguasai kekuasaan dan pemerintah.
Inilah yang dimaksud dengan istilah Jihad Konstitusi sebagaimana didengungkan oleh Imam Besar Habib Rizieq Shahab, yaitu melawan pengaruh orang-orang berjiwa Iblis atas politik dan kekuasaan.
Habib Hasyim menilai Guru Bakhiet sebagai sosok yang mulia karena mampu menjaga generasi mulia melalui pengajian-pengajiannya. Para generasi diharapkan kelak mampu menjaga negeri ini dengan baik sesuai amanat rakyat dan umat.
Sisi lain yang begitu tampak dari sosok Guru Bakhiet adalah mencintai keturunan Nabi SAW.
Guru Bakhiet dengan maqomnya (baca kedudukan spritual) yang sangat mencintai keturunan Nabi SAW diyakini sebagai Mulhaq Ahlul Bait. Maksud Mulhaq Habaib di sini adalah dimasukkan dalam bagian keluarga Ahlul Bait. Meski bukan dari kalangan habaib, tapi para habaib menganggap beliau sebagai bagian dari keluarga habaib dalam bentuk penghormatan bukan nasab. (keturunan genetik).
Ungkapan Mulhaq Habaib tentunya bentuk penghormatan para habaib kepada Guru Bakhiet yang selama ini menaruh perhatian luar biasa kepada keturunan Nabi SAW. Dalam sejarah disebutkan, Rasulullah SAW pernah menyebut sahabat Salman Alfarisi sebagai bagian dari Ahlulbait.
Rasulullah SAW pernah bersabda, "Salman minna ahlil bait". Artinya, Salman dari kita sebagai Ahlil Bait. Sabda Nabi Saw tentunya menunjukkan derajat mulia Salman Alfarisi di hadapan Rasulullah SAW.
Saat ini, para habaib di Kalsel memandang Guru Bakhiet sebagai sosok pecinta keluarga Rasulullah Saw yang cukup fenomenal sehingga beliau layak mendapatkab penghormatan Mulhaq Habaib. Semoga apresiasi para habaib menjadi nyata sehingga Rasulullah Saw kelak memposisikan Guru Bakhiet sebagai bagian dari keluarga Nabi Saw. Amin.
[***]Catatan Tim Habib Hasyim Arsal Alhabsi.
BERITA TERKAIT: