Berbagai jurus telah dikeluarkan oleh Pemprov DKI khususnya oleh Pak Ahok, Dinas Perhubungan, dan Polantas Polda Jaya. Tetapi juga belum memperlihatkan tanda-tanda akan berhasil mengurai kemacetan. Bahkan akan menambah semakin frustasi dan penderitaan masyarakat pengguna kendaraan bermotor. Oleh karena itu untuk membantu mengurai masalah dan mengurangi kemacetan dalam jangka pendek, sebelum berhasil memperbaiki sistem transportasi massal yang ideal adalah dengan cara menerapkan giliran jalan berdasarkan nomor polisi kendaraan genap dan ganjil dalam waktu 45 menit saja. Jadi tidak bergiliran untuk setiap hari seperti yang kita dengar selama ini.
Sebagai contoh, dari Tol Jagorawi ke arah Grogol, Kuningan, Monas dan sekitarnya atau Semanggi, Kota, ada empat jalur dibagi dua. Jalur pertama, giliran 45 menit pertama misalnya di jalur satu dan dua dibuka (boleh jalan) untuk kendaraan ber nopol ganjil. sedangkan untuk kendaraan bernopol genap selama 45 menit berhenti dahulu menunggu giliran di jalur 3 dan 4. Dalam keadaan demikian volume kendaraan yang berjalan di dalam kota berkurang 50 persen dan pasti lebih lancar. Selama 45 menit kendaraan-kendaraan tersebut sudah sampai titik-titik tujuan. Sementara keandaraan yang menunggu giliran selama 45 menit juga tidak terlalu menderita, karena tidak terlalu lama, ada kepastian hukum dan waktu yang dapat diperhitungkan untuk sampai ke tujuan. Mesin kendaraan bisa dimatikan dulu berarti lebih hemat, efisien dan tidak menimbulkan emosi dan keresahan. Analog (dengan cara yang sama) hal tersebut dapat diterapkan untuk jurusan-jurusan dari Kebayoran Baru ke Semanggi Kota, Semanggi Grogol, Kuningan Menteng/Gambir dan sekitarnya. Juga dari Bekasi Cawang ke arah Grogol; Semanggi Kota; atau Kuningan Menteng/Gambir dan sekitarnya maupun dari arus sebaliknya.
Jadi yang diperlukan adalah kearifan bapak gubernur dalam merumuskan kebijakan, para pemimpin/petugas untuk mengendalikan dan mengatur lalu lintas di lapangan dan kesadaran bersama dari masyarakat pengguna kendaraan bermotor untuk lebih bersabar menunggu giliran sekitar 45 menit saja dan pasti akan mendapat gilirannya sehingga berjalan lebih lancar, nyaman, aman, dan lebih efisien.
Cara tersebut juga dapat diterapkan dari Jakarta ke Puncak dengan buka dan tutup setiap 30 menit mulai dari Ciawi ke Puncak dan sebaliknya dari Puncak ke Ciawi, tidak seperti selama ini. Bila saran ini diterapkan maka kami yakin dalam waktu dekat akan dapat terlihat dan dirasakan manfaatnya oleh semua pihak walupun memang belum memuaskan semua pihak.
InsyaAllah akan kami sampaikan saran, langkah-langkah dan jurus berikutnya yang cukup manusiawi, adil, dan rasional untuk mengurangi jumlah kendaraan yang terus semakin bertambah setiap hari di Ibukota Jakarta yang kita cintai bersama ini. [***]
Djoko Susilo
Warga Jakarta NIK 3174083112450022
BERITA TERKAIT: