Waspada, Modus Penipuan Sales Marketing Colvern

Minggu, 24 Agustus 2014, 10:10 WIB
MOHON agak berhati-hati terhadap modus penipuan di mal. Saat ini saya sedang menangani kasusnya, dengan kronologis sebagai berikut (korban Ulfa)

Pada 21 Agustus 2014 lalu, setelah saya (korban Ulfa) selesai berbelanja di Hypermart Pejaten Village Mall, saya dihampiri oleh seorang Sales Marketing Colvern. Saya diberikan dua  buah strip sejenis koyo untuk detox yang ditempelkan pada telapak kaki.

Awalnya saya  hanya diberikan isi detoksnya lalu saya diajak ke gerai Colvern untuk mengambil plester detoks. Kemudian saya disodori dua lembar kertas undian yang harus saya pilih. Sales tersebut mengatakan undian tersebut hanya diberikan bagi pengunjung gerai Colvern. Saya memilih salah satu kertas.

Setelah kertas undian itu dibuka, di dalamnya tertera hadiah kompor induksi dengan nilai Rp 15.999.000,- voucher sebesar Rp 2.000.000,- dan tambahan hadiah karena di dalam undian tersebut terdapat barcode bertuliskan angka dan tulisan istimewa. Mereka mengatakan bahwa saya sangat beruntung karena memenangkan undian dengan hadiah yang paling besar.

Mereka bersorak sambil bergantian menyalami saya. Setelahnya saya diminta menuliskan alamat dan nomor telepon. Lalu   mereka menyerahkan telepon katanya "Ada orng dari kantor pusat yang ingin bicara dengan saya" untuk memastikan bahwa saya benar adalah pemenang undian tersebut.

Setelahnya saya dipotret, katanya untuk dijadikan bukti penyerahan hadian. Ketika saya hendak membawa pulang hadiah undian tersebut, para sales itu mencegah saya dengan meyakinkan saya bahwa saya akan diikutsertakan dan diprioritaskan memenangkan undian berhadiah mobil dan lainnya dengan syarat saya harus membeli sebuah alat pemijit kaki seharga Rp 10.990.000,- dengan menggunakan potongan voucher Rp 2.000.000,- tersebut, artinya saya masih harus membayar Rp 8.990.000,-.

Saya sempat menolak namun para sales tersebut lagi-lagi membujuk saya dengan mengatakan alat pijit itu dapat ditukar dengan barang lain (yang lebih murah) dan selisih harga akan dibayarkan tunai. Lagi-lagi mereka bersorak-sorak, mengucapkan selamat berkali-kali, menyalami saya sambil bergantian membujuk saya dan bilang berkali-kali bahwa kesempatan ini jarang terjadi, biasanya customer mereka hanya memenangkan sendok dan barang-barang kecil lainnya atau banhkan hanya ucapan terima kasih.

Akhirnya saya memberikan kartu kredit saya untuk membayar alat pijit kaki tersebut. Mereka meminta tip dari saya. Padahal sebelumnya saya diminta menandatangani kertas bill dengan menyebutkan "no tips". Anehnya, saya tetap memberikan 250 ribu kepada mereka. Lalu saya diantar keluar mall oleh beberapa oranng sales dengan membawakan barang-barang tersebut.

Ketika taksi hendak jalan meninggalkan mall setelah barang-barang dimasukkan ke bagasi taksi, para sales tersebut kembali menyalami saya bergantian.

Dalam perjalan pulang saya merasa ada keanehan yg telah terjadi. Sesampainya di rumah, saya berpikir dan merunut kembali yang telah terjadi pada saya. Saya mencurigai ada hal yang aneh dengan cara Sales Marketing Colvern berjualan produk mereka. Saya terus berpikir bagaimana saya bisa semudah itu bertransaksi untuk barang yang tidak penting dengan harga yang sangat tidak masuk akal. Kecurigaan saya terbukti setelah saya tiba dirumah dan mengecek website Colvern yang terlihat ada kejanggalan, website tidak diupdate dan didalamnya tidak dimuat program undian berhadiah yang saya ikuti. Ditambah lagi, di beberapa website, saya menemukan cerita-cerita kesaksian dari banyak korban serupa saya yang telah ditipu dengan modus penipuan yang sama dan dengan nominal kerugian yang juga rata-rata sama yaitu Rp 8.999.000,-.

Modus penipuan yang mereka gunakan sama persis, dari mulai cara mereka menanyakan jenis kartu kredit hingga cara mereka mengacaukan pikiran korban-korbannya.

Mereka mengacaukan pikiran korban dengan cara bertanya hal-hal yang tidak penting dan dilakukan bergantian, berusaha tidak memberikan kesempatan kepada korban agar tidak berpikir untuk membatalkan pembelian. Mereka juga meyakinkan korban dengan menelepon seseorang yang mereka sebut "orang di kantor pusat". Semua yang saya baca didalam website testimoni korban-korban Colvern (sepertinya perusahaan ini menjelma sengan berbagai nama) adalah persis sama dengan yang saya alami.

Ada banyak sekali korban yang tidak tahu harus berbuat apa. Praktek penjualan ini sudah berlangsung bertahun-tahun tapi kok tidak ditindak yah... Saya telah menanyakan apakah izin dengan nomor berikut ini benar sah dikeluarkan oleh Kementerian Sosial, melalui dumasonline, dan sedang menunggu balasan dari Kemensos. Inilah nomor izin yg tertera pada banner undian dan kartu undiannya: IZIN KEMENSOS: 854/PPSDBS-SPP/9/2013

Berikut adalah beberapa link para korban:

http://www.zikri.com/#article/242
http://darmandj89.wordpress.com/2012/01/21/komunitas-pengaduan-konsumen/
http://arishu.blogspot.com/2010/05/pengalaman-menghadapi-aowa-di-bpsk-dan.html?m=1
http://nyerbon.blogspot.com/2014/05/modus-penipuan-sales-colvern.html?m=1
http://myzone.okezone.com/content/read/2013/05/13/10470/

Kompor induksi dua mata merk lebih terkenal hanya 1.500 ribu (Marketing Colvern jual seharga +/- Rp 10 juta ) ; microwave merk Sharp hanya Rp 1.499.000 ( Marketing Colvern jual Rp 8,7 juta); satu set panci hanya Rp 1,6 juta.


Mahfud Lz
081311104xxx



Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA