Inilah yang saya rasakan disaat hendak pergi ke Jakarta menggunakan jasa KA Cirebon Ekspres (Cireks), dari Cirebon tujuan stasiun Gambir, Jakarta.
Tiket KA Cirek tujuan Gambir pada senin, 5 November 2012 dengan jadwal pemberangkatan pukul 10.00 WIB itu ludes. Sontak, saya dan mayoritas calon penumpang tujuan Gambir kecewa, suasana di stasiun pun sempat tak terkendali di saat penjaga loket mengumkan tiket ke Jakarta habis, seorang penumpang bahkan berteriak kesal lantaran tiket cireks habis, sebagian lainnya bergumam dan berbisik.
"Aneh ya, setiap Senin ko tiket Cireks selalu abis," kesal salah satu pengunjung.
Tak banyak yang bisa dilakukan penjaga loket, dan solusi yang ditawarkan penjaga saat itu adalah calon penumpang bisa menunggu jadwal keberangkatan kereta berikutnya, cirek atau KA Argo Jati pada pukul 14.00. Kondisi ini menunjukan tak ada kesigapan PT KAI dimana setiap hari minggu dan senin, jumlah penumpang Cirebon Gambir biasanya cukup banyak. Para penumpangpun dipaksa bersabar empat jam menunggu jadwal pemberangkatan berikutnya.
Pantauan di areal loket, terpasang secarik kertas putih, mengumumkan bahwa seluruh tiket KA cirek gambir dengan empat jadwal pemberangkatan hari itu memang sudah habis. Termasuk 1 kereta tambahan yang diberangkatkan pada pukul 17.00. WIB.
Rupanya, 1 kereta tambahanpun tak mampu memberi solusi bagi para penumpang. Penumpang harus terkatung-katung, mau tak mau penumpang dipaksa sabar untuk menunggu.
Direktur Point Indonesia Karel Susetyo melihat, apa yang sudah dialami para penumpang KAI ini adalah bagian dari korban monopoli pasar.
"Bro kau jadi korban monopoli pasar tuh," dalam pesan Blackberry yang dikirim.
Menurut Karel, KAI bisa melayani seenaknya karena mereka enggak punya kompetitor.
"Coba mekanisme pasar terbuka di sektor perkereta apian dijalankan. Konsumen akan selalu punya alternatif. Karena ada persaingan bebas antar operator. Persis pasar telekomunikasi seluler," demikian Karel.
Saya rasa, sebagian penumpang KAI merasakan hal yang sama, penumpang jadi korban, dan insiden yang cukup memprihatinkan ini juga kerap terjadi disaat Liburan anak sekolah atau lebaran hari raya umat muslim tiba. PT KAI harus terus melakukan perbaikan, tak hanya sebatas menawarkan jasa pelayanan tiket
online.
Kenaikan harga tiketpun wajib dibarengi dengan pelayanan yang maksimal dan memuaskan bagi para pelanggan. Tentu ini bukanlah pekerjaan mudah dan secepat membalikan telapak tangan, tapi upaya memberikan pelayanan yang baik dan mencarikan solusi disaat penumpang meledakpun juga patut diperhatikan. Terutama, KA cireks Gambir yang selalu kehabisan tiket jika akhir pekan tiba.
Setidaknya, saya pernah bermimpi, jasa pelayanan KAI dan fasilitas yang ada, mirip dengan Singapura. Mudah-mudahan bisa. Amin.
FR Wijaya
Alamat, Jalan Pangkalan Jati V Rt 04/05 No 30 Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur