“Partai Golkar berpandangan, Bapak Presiden, pemerintahan yang kuat dibutuhkan stabilitas. Lewat mimbar yang terhormat ini, izinkan kami memberikan saran perlu dibuatkan koalisi permanen,” tegas Bahlil, disambut sorak kader beringin.
Bahlil menegaskan, era koalisi plin-plan harus diakhiri. Tak boleh lagi ada partai yang pagi dukung, sore cemberut, malam menikam dari belakang.
“Jangan koalisi on-off, jangan koalisi in-out, jangan koalisi di sana senang di sini senang, di mana-mana hatiku senang,” sindir Bahlil pedas.
Menurutnya, koalisi pemerintahan harus dibangun di atas prinsip kuat. Senang ditanggung bersama, susah juga dipikul bersama.
“Kalau menderita, menderita bareng-bareng. Kalau senang, senang bareng-bareng. Dan ini butuh gentleman yang kuat. Jangan orang Papua bilang tulis lain, baca lain, bikin lain,” tandasnya.
Usulan Bahlil disampaikan langsung selain di hadapan Presiden Prabowo juga dihadapan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang hadir dalam acara tersebut. Pesan Bahlil jelas tak ada lagi tempat bagi partai yang cuma numpang kekuasaan tapi tak mau memikul beban.
Sinyal politik yang disampaikan Bahlil bisa dianggap sebagai peringatan keras bagi partai-partai koalisi yang selama ini kerap “panas-dingin” dalam mendukung kebijakan pemerintah. Golkar tampaknya tak mau lagi pemerintahan Prabowo diganggu manuver dua kaki.
BERITA TERKAIT: