Di Kampung Batik Laweyan, Fatma menyaksikan langsung deru canting dan aroma lilin berpadu dengan semangat para pembatik tuli yang tekun menorehkan motif di atas kain.
Fatma pun menyampaikan apresiasi para pembatik tuli di Laweyan. Ia menilai ini menjadi bukti bahwa mereka seharusnya dilihat dari kemampuan dan karyanya, bukan dari keterbatasan.
“Terima kasih sudah membina dan memberi kesempatan teman tuli bekerja di sini, bahkan sudah ada yang bertahun-tahun. Semoga mereka bisa hidup lebih sejahtera dan terus berkarya,” kata Fatma.
Usai bertemu para pembatik, istri Mensos Saifullah Yusuf ini bertemu Kadin Kota Surakarta untuk bersinergi mengangkat UMKM disabilitas se-Solo untuk lebih memajukan perekonomian dan menuju kemandirian.
"Produk yang dihasilkan tidak bisa dipandang sebelah mata, yang ada di sini semuanya bagus, harganya pun tidak mahal. Semoga teman-teman tetap semangat dan konsisten berkarya, nanti kami bantu pemasarannya,” ujar Fatma.
Sementara itu, Ketua Kadin Surakarta, Feri Septha Indrianto menegaskan dukungannya dalam mengurasi produk-produk karya disabilitas untuk meningkatkan nilai produk di pasar.
Ia menekankan aglomerasi sebagai faktor penting untuk meningkatkan daya saing produk lokal karya disabilitas.
Masih di Kota Surakarta, Fatma bersama Rotary Club Solo Area kemudian mengunjungi Sekolah Luar Biasa (SLB) Autis Alamanda.
“Saya ingin menampilkan karya anak-anak istimewa kita dari seluruh Indonesia, tentu yang kualitasnya bagus. Nanti akan dibantu promosi dan penjualannya supaya masyarakat tahu anak-anak kita ini luar biasa," tandasnya.
BERITA TERKAIT: