Kata Eddy, lawatan diplomatik ini seperti sekali mendayung 2 kesepakatan bisa terjalin yakni IEU-CEPA dengan Uni Eropa dan juga kesepakatan tarif dengan Amerika Serikat sebesar 19 persen dari sebelumnya 32 persen.
“Ini bukti bahwa lawatan ini bukan sekedar kunjungan luar negeri tapi lebih dari itu merupakan rangkaian strategi diplomasi yang sudah dipersiapkan Presiden Prabowo,” kata Eddy kepada wartawan, Jumat 18 Juli 2025.
Walaupun ada kekhawatiran mengenai dampak tarif 19 persen terhadap target pertumbuhan ekonomi Indonesia, Eddy meyakini pemerintah terus berupaya memperluas kerja sama ekonomi dengan berbagai mitra global melalui pendekatan yang saling menguntungkan.
Dia menjelaskan, di satu sisi Indonesia dihadapkan pada tarif Trump sebesar 19 persen namun di sisi lain kesepakatan IEU-CEPA akan menghapus tarif bea masuk hingga 80 persen untuk produk ekspor Indonesia ke pasar Uni Eropa hanya dalam kurun waktu 1 hingga 2 tahun sejak perjanjian berlaku.
"Ini menjadi peluang yang signifikan bagi ekspor kita untuk masuk ke pasar Eropa," katanya.
Sebagai upaya lanjutan dari keberhasilan diplomasi Presiden Prabowo ini, Wakil Ketua Umum PAN ini mendorong pentingnya penguatan ekosistem pelaku usaha dan industri di dalam negeri mulai dari penyederhanaan perizinan, perluasan akses permodalan, hingga insentif fiskal dan subsidi produksi agar tetap kompetitif di tengah dinamika tarif perdagangan.
“Kami meyakini langkah diplomasi Presiden Prabowo sudah on the track dengan kesepakatan tarif dan juga perjanjian dengan Uni Eropa,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: