Mata uang Garuda itu merosot mendekati level terendah krisis 1998 dengan berada ke posisi 16.640 per Dolar AS pada perdagangan Selasa 25 Maret 2025.
Sementara IHSG sempat ambruk hingga 5 persen yang memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan saham sementara (trading halt) pada 18 Maret 2025.
Merespon kondisi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini bahwa kondisi pasar akan segera kembali stabil, sebab fundamental ekonomi RI masih kuat.
“Iya kan ini harian nanti kita lihat. Kan fundamental ekonomi kuat terus pasar juga sudah rebound. Kemarin ekspetasi mengenai RUPS Mandiri dan RUPS BRI kan baik outcomenya,” kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu 26 Maret 2025.
Ia menilai bahwa faktor eksternal memengaruhi IHSG hingga kurs Rupiah yang melemah.
“Kita sudah melihat tentu masih ada beberapa faktor sentimental luar,” tuturnya.
Menko Perekonomian itu merespon dengan santai, dan meyakini bahwa Rupiah dan IHSG nantinya akan kembali menguat.
“Kalau Rupiah kan naik turun biasa aja. Ya kan nanti rebound lagi,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: