Sayangnya, eksekusi kebijakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ini terlalu terburu-buru, sehingga banyak masyarakat yang belum siap. Hasilnya, gas LPG 3 kg kini jadi barang langka di masyarakat.
"Walaupun niatnya baik, dia harus perkuat dulu infrastruktur dalam kebijakan itu. Jadi enggak bisa sembarangan, kalau dia punya niat baik doang, cuma infrastrukturnya enggak dipersiapkan, akhirnya kejadian seperti LPG ini," kata analis komunikasi politik, Hendri Satrio, kepada
RMOL, Selasa 4 Februari 2025.
Founder Lembaga Survei KedaiKOPI itu lantas mengingatkan para pembantu Presiden Prabowo Subianto lainnya yang tergabung di Kabinet Merah Putih untuk memikirkan terlebih dahulu dampak sebuah kebijakan sebelum menerapkannya ke masyarakat.
“Pokoknya jangan dilakukan kalau kebijakannya memang dirasa belum siap, belum dipasarkan di masyarakat, sehingga walaupun tujuannya baik, jadi kelihatannya salah,” kata Hensat, sapaan akrabnya.
Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina itu pun berharap, pemerintah segera mengatasi kelangkaan gas ini dan memastikan harga yang stabil.
"Gas 3 kg harus segera tersedia kembali, dan harganya tidak boleh naik. Rakyat sudah cukup terbebani dengan kondisi ekonomi saat ini," pungkas Hensat.
BERITA TERKAIT: