Selanjutnya pelanggaran aturan ganjil genap (gage) dan tidak menggunakan sabuk pengaman oleh pengguna kendaraan roda empat.
"Ini potret nyata bahwa kesadaran tertib berlalu lintas masih sangat rendah," kata Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW) Edison Siahaan dalam keterangannya, Senin (8/7).
Dari data Polda Metro Jaya tersebut, menurut Edison, kepatuhan terhadap aturan lalu lintas masih belum bertumbuh dengan baik.
"Ini sekaligus mengingatkan bahwa maraknya penindakan belum memberikan dampak signifikan terhadap upaya mewujudkan Kamseltibcarlantas," kata Edison.
Karena itulah Edison mendorong agar segera dievaluasi apabila kebijakan dan upaya yang telah lama dilakukan, tetapi kurang memberikan dampak untuk mewujudkan Kamseltibcarlantas.
Apabila berbagai larangan dan tindakan yang dilakukan belum memberikan efek jera, sebab jumlah pelanggar terus bertambah, justru muncul kesan penindakan hanya untuk mengisi pundi-pundi PNBP dari sektor denda tilang.
Semestinya semangat penindakan harus setara dengan upaya meningkatkan kesadaran tertib dan keselamatan berlalu lintas.
"Serta persiapan sarana prasarana maupun infrastruktur transportasi umum," kata Edison.
ITW menyarankan agar sosialisasi dan kampanye tertib dan keselamatan berlalu lintas lebih massif lagi. Tetapi dengan melibatkan masyarakat secara langsung, bukan hanya sebagai penonton.
Upaya diawali dari komunitas masyarakat yang terkecil hingga kelompok dan organisasi dari desa sampai ke tingkat Pusat.
"Bahkan sudah waktunya tertib dan keselamatan berlalu lintas menjadi mata pelajaran di tingkat sekolah dasar atau sekolah menengah," kata Edison.
ITW juga meminta agar para anggota DPR terpilih membentuk kelompok masyarakat tertib berlalu lintas di setiap daerah pemilihannya. Sehingga masyarakat tertib berlalu lintas tumbuh dari mulai daerah hingga ke pusat.
"Mewujudkan Kamseltibcarlantas merupakan upaya pemerintah yang tentu harus melibatkan peran serta seluruh masyarakat," demikian Edison.
BERITA TERKAIT: