Kedatangan Sudirman ke sana untuk bersilaturahmi dan bertukar gagasan dengan Rekan Indonesia terkait permasalahan Jakarta di bidang kesehatan. Tema yang menjadi pembahasan mereka adalah pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan.
Hal itu diungkapkan Ketua Nasional Rekan Indonesia, Agung Nugroho. Kepada Sudirman, Agung menjelaskan, Jakarta saat ini tengah menuju kota global sejak menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ), sehingga harus ditata lebih teknokratik agar dapat terwujud kota cerdas atau smart city.
Agung mengatakan, Jakarta juga dituntut untuk dapat mengurangi beban masalah yang ada. Di bidang kesehatan misalnya, Jakarta masih memiliki masalah yang belum terselesaikan, di antaranya pembangunan upaya preventif dan promotif kesehatan secara konkret.
"Karena preventif dan promotif kesehatan merupakan investasi pembangunan sumber daya manusia di Jakarta, warga yang sehat meningkatkan kualitas SDM kotanya," kata Agung dari keterangannya.
Dalam pertemuan itu, Agung juga memaparkan langkah pemerintah daerah yang bisa mengentaskan masalah
stunting di kalangan anak-anak.
Dengan pagu anggaran secara keseluruhan mencapai Rp83 triliun, harusnya Jakarta mampu menyelesaikan momok persoalan ini.
Dengan masalah kesehatan di Jakarta tersebut, Agung mengatakan bahwa Jakarta butuh pemimpin yang bersih. Calon kepala daerah juga harus memiliki kemampuan manajemen yang kuat dan kemampuan mengesekusi permasalah dengan cepat dan tegas.
"Tiga kemampuan itu hanya dimiliki oleh Sudirman Said, itu bisa dilihat dari pengalamannya sebagai Tim di Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Aceh, Menteri ESDM dan Sekjen PMI," kata Agung.
Saat di BRR, Sudirman Said berhasil membatalkan proyek bermasalah sebesar Rp 157 miliar. Selain itu BRR juga berhasil menjalankan proses rekonstruksi Serambi Mekkah itu dengan sukses sekaligus efektif.
BRR juga dikenal sebagai lembaga yang bersih dan bebas dari segala macam praktik korupsi, terbukti RS dan Puskesmas hasil rekontruksi infrastruktur di Aceh masih berdiri kokoh karena dibangun sesuai spesifikasi yang diperuntukan.
Saat menjadi Menteri ESDM, Sudirman Said berhasil memotong jalur peijinan tambang yang berbelit-belit dan banyak menghabiskan biaya menjadi lebih ringkas, efektif dan tidak lagi berbiaya tinggi.
"Begitu pun saat menjadi Sekjen PMI, Sudirman Said berhasil memperbaiki sistem manajemen PMI menjadi lebih rapi, ringkas dan modern," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: