Akan tetapi, mantan Wakil Bupati Garut ini belum bisa memutuskan untuk kembali ke dunia politik sebelum mendapatkan restu dari sang ibu, istri, serta anak-anaknya.
"Yang minta saya itu Tasik, Garut, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Banjar, Subang, Ciamis, dan Bogor," ucap Dicky, diwartakan
Kantor Berita RMOLJabar, Rabu (15/5).
Meski demikian, menurutnya, ada tiga tawaran yang paling serius. Yakni Garut, KBB, serta Kabupaten Tasik.
"Jadi saya bingung, enggak mungkin saya nyalon di tujuh tempat, bagaimana caranya?" katanya sambil berkelakar.
Kendati bukan kader partai, dirinya menyadari bahwa partai itu baik karena setiap orang punya pemikiran, punya pemahaman, punya keinginan, punya kebutuhan yang berbeda-beda .
"Keberadaan partai inilah yang bisa mempersempit itu, bukan mempersempit keinginan tapi mengkotak-kotakkan supaya tidak terlalu kesana-kemari, maka partai itu baik," ujarnya.
Disarankan Dicky, masyarakat harus memilih calon yang sebaik-baiknya supaya para pemimpin yang terpilih bisa bekerja dengan benar dan tidak ada praktik kongkalikong atau komisi.
"Pemimpin begitu tidak punya wawasan ketaqwaan dan iman. Pemimpin ke depan seharusnya jangan dipaksa menjadi Superman tapi harus bisa jadi super tim agar bisa membuat tim yang baik di internal birokrasi maupun di luar karena di luar juga ada konstituen," bebernya.
Mengingat banyaknya tawaran, dia menyatakan, akan terlebih dahulu menemui ibunya.
"Saya selalu begitu ritualnya, meminta izin orang tua, anak, istri karena banyak hal yang belum dilakukan dan pasti harus dilakukan," tandasnya.
BERITA TERKAIT: