Salah satunya aktivis antikorupsi, Mohammad Trijanto.
Selama ini Trijanto memang digadang-gadang menjadi calon kuat karena memiliki relawan dan simpatisan yang tersebar cukup militan di wilayah Blitar Raya.
Meski gagal menjadi calon DPD RI pada Pemilu 2024, Trijanto justru dianggap telah mengamankan ratusan ribu suara pemilih. Memang pada pemilihan DPD RI dapil Jatim, Trijanto tidak begitu dijagokan. Kendati demikian bila melihat persebaran suara pemilih, perolehan suara Trijanto terbanyak di Blitar. Tembus 100 ribu suara.
Padahal Trijanto tidak berafiliasi dengan partai politik selama pemilihan DPD RI. Tentu hal ini bisa menjadi modal baginya untuk maju di Pilkada 2024. Terlebih jika dia mendapat dukungan dari Parpol.
Usai pengumuman hasil rekapitulasi penghitungan suara oleh KPU beberapa waktu lalu, Trijanto mengaku telah bertemu banyak tokoh termasuk dari kalangan partai. Beberapa dari mereka mengusulkan Trijanto untuk maju di Pilkada Blitar Raya. Bahkan di antara Parpol ada yang menyatakan dukungannya.
“Sebelumnya saya berterima kasih kepada relawan, simpatisan, dan masyarakat yang mendukung dalam Pemilu 2024. Banyak dari teman-teman maupun tokoh Parpol yang mendorong saya untuk maju di Pilkada 2024,” kata Trijanto kepada
Kantor Berita RMOLJatim, Selasa (9/4).
“Saya sebenarnya heran, kalah Pemilu 2024 kok malah didorong-dorong maju Pilkada 2024,” imbuhnya.
Diakui Trijanto, selama bertarung di pemilihan DPD RI, dirinya tidak didukung dengan finansial yang cukup. Trijanto hanya mengandalkan relawan dan simpatisan dari kelompok buruh, petani, dan nelayan.
“Kami berkontestasi bukan karena ambisi pribadi, tapi karena memang dibutuhkan, diminta dan didukung oleh masyarakat. Kalau masyarakat tidak menginginkan ngapain repot-repot macung,” jelasnya.
Sejauh ini Trijanto masih menimbang apakah akan ikut maju dalam Pilkada 2024 atau tidak. Hal ini menyusul dinamika politik Blitar Raya yang harus didahulukan.
Trijanto bersedia maju jika memang masyarakat menghendaki, bahkan dia mengaku siap mewujudkan hal tersebut.
“Masih menimbang dinamika politik. Kawan di Blitar, Surabaya, dan Jakarta sudah mendukung. Tapi semua itu harus dipertimbangkan dengan matang. Terutama kami harus koordinasi dengan simpul dan basis,” tegasnya.
Ditambahkan Trijanto, Blitar memang butuh figur yang revolusioner. Bukan sekadar menjalankan rutinitas pemerintahan, tetapi juga memiliki ide dan gagasan untuk menjawab tantangan masa depan.
“Latar belakangnya harus jelas, begitu juga
track record harus terukur. Jangan sampai hanya karena didukung oleh kekuatan kapital justru masyarakat Blitar yang dikorbankan,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: