Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, berpendapat, setidaknya ada dua hal yang menyebabkan Gerindra dan PDIP sulit bersatu.
Pertama, PDIP sulit menerima Gibran Rakabuming. Sementara Prabowo berpasangan dengan Gibran saat memimpin Indonesia 2024-2029.
"Selama Gibran menjadi Wapres Prabowo, selama itu pula PDIP sulit berkoalisi dengan Gerindra. Artinya, PDIP kemungkinan besar akan menjadi oposisi hingga 2029," kata Jamiluddin Ritonga, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, di Jakarta, Minggu (31/3).
Kedua, PDIP akan tetap menjauh dengan Gerindra, selama Ketua Umumnya, Prabowo Subianto, masih berhubungan mesra dengan Joko Widodo.
"Apalagi kalau Prabowo menjadikan Jokowi sebagai mentor politik dan tetap cawe-cawe pada pemerintahan Prabowo," katanya.
"Jadi, PDIP akan tetap menjauh dari Gerindra, selama Prabowo masih bergantung pada Jokowi. Bagi PDIP, Jokowi adalah musuh politik utama," tutupnya.
BERITA TERKAIT: