Direktur Pencegahan BNPT, Prof Irfan Idris mengatakan, seluruh komponen bangsa harus cerdas digital, agar dapat menyaring seluruh narasi yang setiap saat terhidang di dunia maya.
"Pemerintah terus berupaya mencerdaskan masyarakat agar cerdas menyikapi perkembangan teknologi kemajuan informasi di dunia maya," kata Irfan seperti dikutip
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (27/3).
Menurut Irfan, konten radikal harus mendapatkan perhatian yang serius, karena dampaknya sangat merusak, terutama kepada kelompok rentan, yaitu perempuan, anak, dan remaja.
"Konten radikal tidak boleh dibiarkan merasuk dan merusak pikiran masyarakat terutama anak bangsa yang hari ini menyasar perempuan anak dan remaja atau pemuda," terang Irfan.
Irfan memastikan, BNPT terus bersinergi dengan semua pihak untuk terus menyuarakan nilai-nilai kebangsaan dalam membendung penetrasi konten radikalisme yang membawa pesan kekerasan dan pemecah belah bangsa.
Mengingat kata Irfan, sepanjang periode Juli 2023 hingga Maret 2024, terdapat 5.731 konten terkait radikalisme, ekstremisme, dan terorisme di dunia maya yang diputus akses atau take down oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
"BNPT dan seluruh lapisan masyarakat terus bersinergi menyuarakan nilai-nilai yang terdapat dalam 4 konsensus bangsa," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: