Begitu yang disampaikan pengamat politik sekaligus peneliti Exposit Strategic, Arif Susanto, menanggapi kabar rencana Jokowi merombak kabinetnya. Di mana, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto disebut-sebut akan mengisi posisi yang ditinggalkan Mahfud MD, yakni Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
"Perombakan kabinet tidak akan berdampak efektif terhadap kinerja pemerintah. Selain karena masa jabatan tinggal sebentar, soliditas kabinet sendiri berada dalam pertaruhan akibat kontestasi elektoral," kata Arif kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (20/2).
Menurut Arif, perombakan kabinet hanya diarahkan pada upaya untuk memelihara kekuasaan Jokowi hingga Oktober 2024 dan mengakomodasi kekuasaan pendukung Prabowo-Gibran.
"Pengangkatan Hadi juga menunjukkan bahwa Jokowi semakin mengandalkan orang-orang terdekatnya, terutama menimbang kemungkinan bahwa guncangan politik berpeluang menguat pascapemilu. Loyalitas Hadi akan membantu Jokowi mengatasi celah yang ditinggalkan oleh Mahfud setelah pengunduran dirinya. Ini akan memberi kenyamanan personal bagi Jokowi," jelas Arif.
Lanjut Arif, jika Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), juga masuk dalam kabinet dan mengisi posisi Menteri ATR/BPN, maka akan berdampak ganda bagi partai berlambang bintang mercy itu.
"Pertama, Jokowi semakin memperkuat persekutuan dengan Partai Demokrat dan SBY setelah kegagalan pengambilalihan partai tersebut. Kedua, ini dapat pula memberi jaminan bagi posisi AHY dan PD dalam kabinet Prabowo-Gibran mendatang," pungkas Arif.
BERITA TERKAIT: